Bisnis.com, JAKARTA – Sikap hawkish The Fed dan konflik Rusia – Ukraina yang tak kunjung usai membayangi sentimen lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini, Selasa (12/4/2022).
Direktur SUN Direktorat Jenderal Penglolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan memaparkan, permintaan SUN pada lelang hari ini dipengaruhi oleh tiga faktor utama.
Pertama, sikap hawkish The Fed AS atas ekspektasi kenaikan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan Mei mendatang dan rencana The Fed untuk melakukan konsolidasi balance sheet-nya sebesar US$8.2 triliun.
Kedua, masih tingginya risiko dari konflik Rusia dan Ukraina yang telah berjalan lebih dari satu bulan. Ketiga, adanya penyebaran COVID-19 di China, yang menyebabkan lockdown di kota-kota besar.
“Namun demikian, minat investor pada lelang hari ini masih cukup baik, yang tercermin dari penawaran masuk (incoming bids) sebesar Rp40,28 triliun, dengan bid to cover ratio sebesar 3,65 kali,” jelas Deni dikutip dari keterangan resminya, Selasa (12/4/2022).
Deni menjelaskan, preferensi investor tidak berubah untuk obligasi negara pada lelang hari ini yaitu pada dua seri benchmark dengan tenor 10 dan 20 tahun yang mencapai 39,07% dari total incoming bids dan 55,66% dari total awarded bids. Selain itu incoming bids terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu sebesar Rp9,21 triliun.
Baca Juga
Pemerintah juga mencatat adanya peningkatan partisipasi asing dibandingkan pada lelang SUN sebelumnya, dengan minat terbesar pada tenor 10 dan 20 tahun. Incoming bids asing mencapai Rp4,45 triliun atau 11,04% dari total incoming bids yang masuk pada lelang hari ini dan dimenangkan sebesar Rp0,54 triliun atau 12,06% dari total awarded bids.
Secara umum, rerata imbal hasil tertimbang atau weighted yield average (WAY) lelang SUN hari ini naik 1 - 5 bps apabila dibandingkan dengan level pasar pada penutupan hari sebelumnya. Hal tersebut sesuai dengan kondisi dan pergerakan tingkat imbal hasil di pasar domestik beberapa hari terakhir.
Dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022, maka Pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp11,05 triliun.
Pemerintah akan melaksanakan lelang SUN tambahan (Green Shoe Option/GSO) pada tanggal 13 April 2022. Lelang GSO tersebut menawarkan seri Obligasi Negara FR0090, FR0091, FR0093 dan FR092 dengan WAY yang sama dengan lelang hari ini.
Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2022.
“Pemerintah optimis kondisi pasar akan semakin kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN,” pungkasnya.