Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah bergerak fluktuatif dengan kencederung melemah pada perdagangan Rabu (27/4/2022) setelah sempat melanjutkan penguatan pada perdagangan kemarin di hadapan dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, pada Rabu (27/4/2022), mata uang Garuda sempat dibuka menguat 0,06 persen atau 8 poin ke Rp14.402,50 per dolar AS pada 09.03 WIB. Namun pada 09.15 WIB, rupiah berbalik melemah 0,09 persen atau 12,5 poin ke Rp14.423. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,05 persen namun berada di level tinggi 102,27.
Bersama rupiah, sejumlah mata uang di Asia seperti yen Jepang juga melemah 0,14 persen, dolar Taiwan melemah 0,20 persen, won Korea Selatan melemah 1,03 persen, dan peso Filipina melemah 0,05 persen.
Sebelumnya, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan hari ini rupiah akan dibuka berfluktuatif. Namun ditutup melemah di rentang Rp.14.400-Rp.14.430.
Ibrahim mengatakan dolar AS mendekati level tertinggi dua tahun terhadap mata yang lainnya. Pergerakan dolar AS tidak lepas dari kekhawatiran atas dampak perekonomian yang timbul dari kebijakan penguncian Covid-19 di China. Laju agresif kenaikan suku bunga AS juga memberi dolar safe-haven dorongan.
Komentar hawkish oleh berbagai pembuat kebijakan bank sentral selama minggu sebelumnya meningkatkan kemungkinan pengetatan kebijakan suku bunga yang agresif. Federal Reserve AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga setengah poin pada masing-masing dua pertemuan berikutnya.
Baca Juga
“Kekhawatiran ini tidak hanya mendorong investor ke greenback, tetapi juga menyebabkan pasar ekuitas banyak dijual dan imbal hasil treasury AS turun,” kata Ibrahim dalam riset hariannya, dikutip Rabu (27/4/2022).
Sementara itu, Bank of Japan dikabarkan akan menurunkan keputusan kebijakan moneternya pada hari Kamis. Pada hari yang sama, Bank Sentral Eropa juga akan menerbitkan buletin ekonominya.
Dari dalam negeri, Ibrahim mengemukakan pasar terus memonitor perkembangan program pengungkapan sukarela atau tax amnesty jilid II. Nilai harta yang diinvestasikan peserta program pengungkapan sukarela (PPS) tercatat senilai Rp4,6 triliun dalam 116 hari pelaksanaan program tersebut.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan mencatat bahwa hingga Selasa (26/4/2022), terdapat 39.788 wajib pajak yang mendaftar program PPS. Dari para pendaftar, telah terbit 45.731 surat keterangan sejak PPS dibuka pada 1 Januari 2022.
Adapun total nilai harta bersih yang dilaporkan para peserta PPS sejauh ini mencapai Rp71,18 triliun. Peserta PPS memiliki pilihan untuk menempatkan investasinya di surat utang negara (SUN) atau secara langsung ke perusahaan yang bergerak di bidang hilirisasi sumber daya alam atau energi baru dan terbarukan (EBT).