Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asal Jepang, Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM) memutuskan untuk menghentikan proyek yang sedang berjalan bersama PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) yang masih dalam tahap studi kelayakan pembangunan smelter nikel di wilayah Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Pada 2012, SMM mulai bekerja sama dengan INCO dalam pra-studi kelayakan untuk proyek Pomalaa, dan sejak 2018, telah melakukan studi kelayakan definitif untuk proyek Pomalaa.
“Namun, karena penyebaran Covid-19, prosedur untuk mendapatkan izin dan diskusi dengan Vale tertunda. Dalam keadaan seperti ini, Vale juga telah mulai mencari alternatif untuk mempromosikan proyek Pomalaa dengan SMM, namun SMM tidak dapat melanjutkan negosiasi dengan Vale,” jelas manajemen SMM dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (26/4/2022).
Karena sulit untuk mempertahankan tim studi proyek internal dan eksternal tanpa prospek kemajuan di masa depan, SMM menyimpulkan bahwa mereka tidak punya pilihan selain menghentikan studi.
Proyek Pomalaa adalah inti strategi SMM untuk mengamankan sumber daya nikel untuk mencapai visi jangka panjang dari tingkat produksi nikel tahunan 150.000 ton. Proyek Pomalaa juga diposisikan sebagai proyek besar untuk meningkatkan nilai perusahaan SMM dalam rencana bisnis untuk 3 tahun ke depan yang diungkapkan pada 2021.
“Meskipun kami menyayangkan hasil ini, kami akan melanjutkan upaya kami untuk mengamankan sumber daya nikel untuk memperkuat rantai nilai tiga bisnis SMM (Sumber Daya Mineral, Peleburan dan Pemurnian, dan Material) dan memastikan pasokan produk nikel SMM yang stabil, sebagaimana tercantum dalam Rencana Bisnis 3 Tahun SMM,” imbuh manajemen SMM.
Baca Juga
SMM juga menegaskan bahwa kejadian ini akan berdampak minimal pada hasil perusahaan pada tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 dan 31 Maret 2023.