Bisnis.com, JAKARTA – Analis mengungkapkan prospek reksa dana pasar uang di sisa tahun ini masih berpotensi untuk tetap naik, ditambah lagi kenaikan suku bunga dipercaya menjadi sentimen positif.
Vice President of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan bahwa reksa dana pasar uang adalah salah satu instrumen yang paling aman dan selama ini hampir tidak pernah negatif.
“Kalau betul suku bunga naik, malah reksa dana pasar uang diuntungkan karena dia pendapatannya kebanyakan berasal dari deposito,” ungkap Wawan kepada Bisnis, Jumat (24/4/2022).
Dari sisi deposito, Wawan menyampaikan bahwa kenaikan suku bunga malah akan turut mendorong kenaikan bunga deposito yang artinya reksa dana pasar uang juga akan mengalami peningkatan return.
Apalagi menurut Wawan minat terhadap reksa dana pasar uang masih besar hingga saat ini terutama untuk generasi muda yang sekarang mendominasi jumlah investor di Tanah Air.
Wawan mengungkapkan bahwa 60 persen dari investor reksa dana kebanyakan menaruh dananya pada instrumen reksa dana pasar uang karena instrumen tersebut salah satu instrumen yang paling aman.
Baca Juga
“Jadi [reksa dana pasar uang] menarik untuk alternatif dari tabungan maupun deposito,” kata Wawan.
Jika dibandingkan deposito, return reksa dana pasar uang maupun deposito ujar Wawan cenderung sama atau mungkin lebih tinggi sedikit. Namun yang jadi keunggulan reksa dana pasar uang adalah dana yang bisa dicairkan kapan saja, berbeda dengan deposito.
Adanya potensi kenaikan suku bunga di tahun ini menurut Wawan bisa jadi membuat kinerja reksa dana pasar uang tahun ini bahkan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Selain itu, terkait dana kelolaan reksa dana pasar uang Wawan pun memprediksi tahun ini masih akan ada pertumbuhan mengingat minat investor yang yang masih tinggi.
Sementara itu, untuk reksa dana efek luar negeri syariah atau reksa dana global, Wawan berpendapat kinerjanya mengalami tekanan mengingat berlangsungnya konflik Rusia-Ukraina yang masih terus berlangsung dan mempengaruhi pasar modal global.
“Kalau reksa dana global sepertinya di tahun ini kinerjanya akan lebih rendah dibandingkan domestik. Kecuali ada penyelesaian cepat di Rusia-Ukraina yang bisa membuat bursa saham global bangkit,” kata Wawan.