Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Reksa Dana Pasar Uang Kinclong Sepanjang 2024, Intip Proyeksi 2025

Kinerja reksa dana tercatat masih tumbuh positif sepanjang 2024 dengan reksa dana pasar uang yang menjadi unggulan. Lalu bagaimana dengan reksa dana di 2025?
Kinerja reksa dana tercatat masih tumbuh positif sepanjang 2024 dengan reksa dana pasar uang yang menjadi unggulan. Lalu bagaimana dengan reksa dana di 2025? Bisnis/Himawan L Nugraha
Kinerja reksa dana tercatat masih tumbuh positif sepanjang 2024 dengan reksa dana pasar uang yang menjadi unggulan. Lalu bagaimana dengan reksa dana di 2025? Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja reksa dana tercatat masih tumbuh positif sepanjang 2024 dengan reksa dana pasar uang yang menjadi unggulan. Lalu bagaimana dengan proyeksi reksa dana di 2025?

Berdasarkan data Infovesta Utama, reksa dana pasar uang mencatat imbal hasil atau return tertinggi pada 2024, dengan indeks yang mengalami pertumbuhan 4,63% secara year to date (ytd) per 30 Desember 2024.

Selanjutnya, disusul indeks reksa dana pendapatan tetap yang mencetak return yang naik 3,3% secara year to date (ytd). Lalu, reksa dana campuran yang mengalami penurunan 1,05% ytd dan reksa dana saham yang terkoreksi tajam sebesar 8,87% ytd sepanjang 2024.

Direktur Infovesta Utama Parto Kawito menjelaskan bahwa terdapat beberapa sentimen yang mempengaruhi kinerja reksa dana sepanjang 2024.

"Masih berkisar suku bunga tinggi untuk waktu yang lama, geopolitik, stimulus China yang belum terlalu berdampak dan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS)," ucapnya kepada Bisnis, Jumat (3/1/2025).

Sementara itu, dia memperkirakan bahwa untuk 2025 reksa dana jenis pendapatan tetap akan mendominasi seiring dengan penurunan suku bunga acuan.

"Walaupun penurunan suku bunga tidak sebesar yang diperkirakan, namun tetap memberikan sentimen positif mengingat investor institusi seperti dana pensiun, asuransi masih belum berani menambah portofolio di equity," katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan terdapat beberapa sentimen reksa dana untuk 2025, yakni seputar geopolitik, implementasi kebijakan Donald Trump yang protektif, serta penurunan suku bunga yang tidak sebesar dugaan awal.

"Juga melambatnya penguatan dolar AS, karena dolar sudah menguat terlalu tajam pada 2024, melemahnya sentimen terhadap saham AI di luar negeri, naiknya permintaan terhadap saham di Eropa dan negara maju lainnya selain AS," ujarnya.

Kemudian, dia juga menjelaskan sentimen terhadap reksa dana dari dalam negeri lebih didorong oleh hasil kerja dari Tim Kabinet Presiden.

Selain itu, menurutnya daya beli masyarakat yang melemah dan kebijakan pemerintah terutama yang menyangkut ekspor seperti nikel, timah, batubara, sawit dan komoditas lainnya juga akan menjadi sentimen di 2025.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper