Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahan Baku Obat Naik, Kalbe Farma (KLBF) Jaga Target Kinerja

Kalbe Farma telah menerapkan strategi peningkatan cadangan stok bahan baku yang cukup untuk 5 bulan.
Direktur PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) Bernadus Winata menyampaikan rencana kerja perseroan dalam Public Expose Live 2021, Rabu (8/9/2021)
Direktur PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) Bernadus Winata menyampaikan rencana kerja perseroan dalam Public Expose Live 2021, Rabu (8/9/2021)

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi terbesar, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menyiasati kenaikan harga bahan baku farmasi dengan meningkatkan stok kebutuhan mencapai 5 bulan, sehingga dapat mengurangi dampak dari kenaikan harga.

Chief Financial Officer Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata menjelaskan telah menerapkan strategi peningkatan cadangan stok bahan baku yang cukup untuk 5 bulan, sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan kenaikan harga bahan baku.

"Kalbe Farma saat ini menerapkan kebijakan di supply chain management untuk meningkatkan buffer stock sampai dengan kebutuhan 5 bulan," ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (24/4/2022).

Lebih lanjut, kinerja kuartal I/2022 emiten berkode KLBF ini terangnya, sedikit lebih baik dari yang diekspektasi. Hal ini membuat proyeksi kuartal II/2022 dan tahun penuh 2022 tetap akan dalam jangkauan proyeksi yang telah dikemukakan.

KLBF membidik kenaikan penjualan di kisaran 11 sampai 15 persen pada 2022. Target ini akan diiringi dengan belanja modal yang difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi, distribusi, dan jaringan.

Karmin target kenaikan dua digit ini tidak terlepas dari performa penjualan beberapa tahun terakhir yang berada di atas pertumbuhan ekonomi.

Sebagai contoh, perusahaan berhasil mencetak pertumbuhan penjualan bersih sebesar 13,6 persen YoY, sementara pada 2020 tumbuh 2,1 persen YoY meski ekonomi terkontraksi akibat pandemi.

“Kami menargetkan penjualan tumbuh 11 sampai 15 persen pada 2022, pertumbuhan earning per share juga di kisaran yang sama. Kami menargetkan tumbuh dua digit. Pada umumnya penjualan selalu tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia,” katanya.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, KLBF mencetak penjualan bersih sebesar Rp26,26 triliun, naik 13,62 persen dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp23,11 triliun.

Sementara itu, laba yang tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 16,46 persen menjadi Rp3,18 triliun pada 2021, sementara pada 2020 laba bersih perusahaan berjumlah Rp2,73 triliun.

Bernadus mengatakan perusahaan berencana mempertahankan alokasi pembayaran dividen di kisaran 45 sampai 55 persen dari total laba bersih. Sementara untuk belanja modal, perusahaan mengalokasikan sekitar Rp1 triliun.

“Untuk capex, kami Sudah ekspansi cukup besar pada 2019 sehingga 2021 dan 2022 akan cukup rendah realisasinya,” kata dia.

Pada 2019, total belanja modal Kalbe Farma tercatat mencapai Rp1,73 triliun. Realisasi belanja modal lantas turun pada tahun-tahun berikutnya menjadi Rp927 miliar pada 2020 dan Rp504 miliar pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper