Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Archi Indonesia (ARCI) Sepanjang 2021 Melempem, Ini Sebabnya

Penurunan kinerja Archi Indonesia (ARCI) pada 2021 terutamanya disebabkan oleh kenaikan biaya penambangan akibat dari meningkatnya jumlah material yang ditambang.
Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu tambang emas terbesar yang memiliki 2 kontrak karya yang dimiliki oleh anak usaha Archi Indonesia/Dok.Perusahaan.
Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu tambang emas terbesar yang memiliki 2 kontrak karya yang dimiliki oleh anak usaha Archi Indonesia/Dok.Perusahaan.

Bisnis.com, JAKARTA –  PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) mencatatkan pelemahan pada top line dan bottom line sepanjang 2021 lantaran penjualan emas lebih rendah.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan pada 2021 sebesar US$345,9 juta, lebih rendah 12 persen dibandingkan dengan US$393,3 juta pada tahun sebelumnya. 

"Penurunan ini terutamanya disebabkan oleh volume penjualan emas yang lebih rendah dari 213,8 kilo ons menjadi 188,1 kilo ons," jelas manajemen ARCI, dikutip Minggu (24/4/2022).

EBITDA pada 2021 tercatat sebesar US$163,7 juta, lebih rendah 32 persen dibandingkan dengan US$240,4 juta pada tahun sebelumnya. 

"Penurunan ini terutamanya disebabkan oleh kenaikan biaya penambangan akibat dari meningkatnya jumlah material yang ditambang, kenaikan stripping ratio akibat dari penambangan bijih tahap awal di pit Araren tahap 5 dan pembukaan pit Alaskar, serta kenaikan biaya pengolahan seiring dengan jumlah bijih yang diproses yang lebih tinggi selama tahun 2021," imbuh manajemen.

Namun, biaya penambangan per unit lebih rendah 11 persen menjadi US$2,90 per ton. Secara keseluruhan, laba tahun berjalan menurun sebesar 39 persen dari US$123,3 juta menjadi US$75,1 juta.

Selain itu, aset tetap, properti pertambangan, serta aset eksplorasi dan evaluasi lebih tinggi terutamanya dari meningkatnya belanja modal untuk aktivitas pengembangan penambangan di pit Araren tahap 5 dan pembukaan pit Alaskar, peningkatan kapasitas pengolahan serta aktivitas eksplorasi.

"Sementara kenaikan utang bank jangka pendek disebabkan oleh penambahan pencairan kredit modal kerja pada Maret dan Oktober 2021. Utang usaha lebih tinggi terutamanya karena peningkatan aktivitas pengembangan tambang dan aktivitas eksplorasi," jelas perseroan.

Berdasarkan situasi terkait bencana alam pada awal Januari tahun ini, ARCI memperkirakan produksi emas pada 2022 akan terdampak sekitar 25 persen dibandingkan jumlah produksi pada 2021, dan berdampak juga terhadap kinerja keuangan. 

Lebih lanjut, Perseroan memiliki polis asuransi yang cukup komprehensif sehubungan dengan kerusakan (damage) dan gangguan bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper