Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Optimistis Aksi IPO Masih Semarak, Bakal Ada yang Jumbo Lagi?

Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis aktivitas IPO pada tahun 2022 bertumbuh dengan kondusif seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan penawaran umum saham perdana (IPO) PT Bukalapak.com  berpotensi mengerek nilai kapitalisasi pasar bursa sekitar Rp77,3 triliun hingga Rp87,3 triliun./ Bisnis-Dhiany
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan penawaran umum saham perdana (IPO) PT Bukalapak.com berpotensi mengerek nilai kapitalisasi pasar bursa sekitar Rp77,3 triliun hingga Rp87,3 triliun./ Bisnis-Dhiany

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis aktivitas IPO pada tahun 2022 bertumbuh dengan kondusif seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, prospek pertumbuhan IPO pada tahun ini salah satunya ditopang oleh kelanjutan pemulihan ekonomi.

Ia mengatakan, beberapa indikator pasar modal seperti minat perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana masih relatif tinggi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menunjukkan pertumbuhan dan hingga 20 April 2022 telah menyentuh angka 7.227,36.

"Indikator lainnya yang mendukung adalah tren investor di pasar modal Indonesia yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir," jelasnya saat dihubungi, Kamis (21/4/2022).

Selain itu, kondisi ekonomi Indonesia juga relatif stabil di tahun 2022 ini. Hal ini turut berimbas positif pada kondisi pasar modal yang kondusif serta didukung oleh supervisi dari OJK dan kepercayaan stakeholder pasar modal tetap terjaga.

"Kami yakin bahwa semua hal positif di atas turut memberikan optimisme tahun ini dapat lebih baik dari tahun sebelumnya," ujarnya.

Laporan Ernst & Young (EY) mencatat, hingga kuartal I/2022, terdapat 12 pendatang baru melakukan IPO di Indonesia dengan perolehan dana sekitar US$219 juta. Jumlah tersebut berada di atas Bursa Malaysia dan Thailand yang menyambut 5 perusahaan baru.

Meski demikian, dari sisi pendapatan, Indonesia berada di bawah Malaysia yang menghimpun US$362 juta dan Thailand sebesar US$228 juta. Menyusul di belakang Indonesia adalah Filipina yang mencatat 4 IPO dengan dana yang dikumpulkan sebesar US$201 juta.

Sementara itu, bursa Singapura menyambut 3 IPO baru sepanjang kuartal I/2022 yang menghasilkan dana sebesar US$17 juta.

Sahala Situmorang, Lead Strategy and Transactions Partner, PT Ernst & Young Indonesia mengatakan, Indonesia menyaksikan aktivitas IPO paling aktif di kuartal I/2022 di antara negara-negara ASEAN.

Hal ini terjadi ditengah tren kemunduran dibandingkan dengan aktivitas IPO Indonesia di kuartal IV/2021, baik dari segi jumlah perusahaan yang go public maupun hasil IPO.

Dari 12 perusahaan baru yang tercatat di BEI, dua pertiga di antaranya tercatat di papan pengembangan.

“Kami percaya ini adalah salah satu alasan bahwa total hasil IPO turun 91 persen kuartal-ke-kuartal,” jelasnya dikutip dari laporan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper