Bisnis.com, JAKARTA – PT Ifishdeco Tbk. (IFSH) menilai prospek sektor pertambangan nikel di Indonesia cerah.
Mengutip keterangan resmi perseroan, Kamis (21/4/2022), Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) menyatakan permintaan nikel ore dalam negeri tahun ini diperkirakan melonjak tajam, naik hingga 30 persen dibandingkan 2021.
Peningkatan tersebut seiring dengan beroperasinya sejumlah smelter pengolahan nikel di tahun 2022.
“Perseroan menilai sektor pertambangan nikel Indonesia memiliki prospek cerah tahun ini. Indikasi ini berasal dari sejumlah sentimen positif,” tulis Ifishdeco dalam materi public expose (pubex) virtual, dikutip Kamis (21/4/2022).
Selain perluasan smelter dengan teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF), pabrik pemurnian dengan teknologi high pressure acid leach (HPAL) yang mengolah bijih nikel kadar rendah juga mulai berproduksi.
Hal ini mendorong permintaan bijih nikel dalam negeri yang diprediksi akan terus meningkat signifikan.
Baca Juga
Direktur Ifishdeco Muhammad Ishaq menuturkan, dari sisi finansial perseroan sanggup melampaui target pada 2021. Ke depannya, dalam rencana kerja dan anggaran biaya tahunan (RKAB) Ifishdeco membidik target produksi bijih nikel 2,2 juta metrik ton.
“Sampai sekarang anak perusahaan fokus meningkatkan performa, termasuk untuk target RKAB 2022 sebanyak 2,2 juta,” ujar Ishaq, Kamis (21/4/2022).
Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (21/4/2022), saham IFSH terpantau stagnan di level 1.100 dengan day range menyentuh level terendah 1.100 dan level tertinggi 1.125.
Emiten dengan kapitalisasi pasar Rp2,34 triliun ini mencatatkan laju mayoritas di zona merah sepanjang Maret-April 2022.