Bisnis.com, JAKARTA – Korporasi yang tergabung dalam Kalla Group yakni PT Bukaka Teknik Utama Tbk. (BUKK) memiliki ambisi khusus dalam memperebutkan ‘kue’ bisnis baterai kendaraan listrik.
Langkah itu dilakukan oleh perusahaan konstruksi tersebut dengan membangun smelter nikel di Palopo, Sulawesi Selatan. Seperti dilaporkan Bloomberg, perusahaan terafiliasi dengan mantan wakil presiden Jusuf Kalla itu telah menghabiskan US$2 miliar untuk membangun smelter nikel.
Smelter tersebut nantinnya akan memproduksi feronikel dan nikel sulfat yang akan menjadi bahan baku utama pembuatan baterai untuk kendaraan listrik. Sekadar informasi, smelter tersebut ditargetkan selesai dibangun dan mulai beroperasi pada 2023.
Nantinya, dari smelter tersebut BUKK akan memasok sebesar 31.400 ton nikel sulfat tiap tahunnya. Produk tersebut akan dikirimkan seluruhnya ke perusahaan asal Korea Selatan yakni POSCO Holdings Inc.
Selain memproduksi nikel sulfat, BUKKA juga sedang membangun smelter yang akan memproduksi 33.000 ton feronikel untuk kebutuhan baja tahan karat. Smelter untuk feronikel itu ditargetkan selesai dan mulai beroperasi pada 2024.
Perusahaan pun mengklaim, smelter tersebut akan menghasilkan produk ‘nikel hijau’. Hal itu tak lepas dari langkah perseroan yang menggunakan listrik untuk aktivitas produksi, dari pembangkit listrik tenaga air sungai.