Bisnis.com, JAKARTA – PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 22 April 2022 untuk persetujuan aksi penjualan saham PT Graha Teknologi Nusantara (GTN).
Berdasarkan pengumuman perseroan, dikutip Minggu (17/4/2022), emiten Grup Lippo ini akan menyelenggarakan RUPSLB secara elektronik pada 10.00 WIB sampai dengan selesai di kantor MLPT, Boulevard Gajah Mada No.2025, Lippo CyberPark, Lippo Village, Tangerang, Banten.
Pada prospektus sebelumnya disebutkan, MLPT menargetkan bisa mengantongi dana Rp521,38 miliar dari penjualan saham data center dan 40.000 meter persegi lahan di Cikarang, Jawa Barat kepada Edgeconnex.
MLPT bersama Mitsui telah menandatangani conditional sale and purchase agreement terkait penjualan 100 persen saham pengelola data center PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) kepada Edgeconnex Europe pada 14 Februari 2022.
Multipolar Technology akan menjual 65 persen saham GTN, sedangkan Mitsui melepas 35 persen saham. Nilai penjualan saham GTN mencapai US$37,60 juta atau setara Rp349,70 miliar. Edgeconnex Asia juga ikut terlibat dalam transaksi dengan menyerap sebagian kecil atau 10.000 saham GTN.
Pada saat yang sama, Multipolar turut menandatangani land CSPA dengan Edgeconnex Europe. Perseroan ingin melego sebidang tanah seluas 40.000 meter persegi yang terletak di Desa Cibatu, Kecamatan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Nilai transaksinya setara US$12 juta atau Rp171,68 miliar.
Baca Juga
Manajemen MLPT beralasan penjualan saham GTN bertujuan supaya perseroan lebih fokus dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis inti, yaitu sistem integrasi untuk perangkat keras dan layanan integrasinya, sistem aplikasi dan layanan implementasinya, serta layanan IT outsourcing dan managed services.
Sementara itu, penjualan tanah bertujuan untuk meminimalisasi kepemilikan aset-aset tidak produktif. Menurut manajemen, hal ini dilakukan agar hasil penjualan dapat diinvestasikan dalam kegiatan usaha yang menghasilkan pendapatan dan keuntungan, dibandingkan jika berupa asset idle yang butuh biaya pemeliharaan tanpa ada penghasilan langsung yang dapat dinikmati.