Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang kripto atau cryptocurrency menjadi sangat marak dalam 2 tahun terakhir. Salah satu yang menjadi titik awal kehadirannya yakni kemunculan Bitcoin, mata uang kripto pertama dan yang menjadi paling berharga.
Investasi Bitcoin atau cryptocurrency terus menarik minat masyarakat. Lantas sebetulnya berapa harga Bitcoin saat pertama kali mulai diperkenalkan kepada publik? Melihat nilainya yang sangat fantastis dalam beberapa waktu terakhir, wajar jika banyak orang bertanya-tanya.
Mengutip Time.com, Kamis (7/4/2022), Bitcoin diciptakan pada 2009 di tengah resesi ekonomi. Bitcoin diciptakan untuk menjadi sistem uang tunai peer-to-peer elektronik, tetapi juga telah menarik investor yang tertarik terhadap cryptocurrency sebagai mata uang penyimpan nilai, sebanding dengan emas.
Cara Kerja Bitcoin
Pasokan maksimum Bitcoin adalah 21 juta dan hanya itu yang akan ada. Ketika cryptocurrency dirilis, pencipta dapat mengatur parameternya (berapa banyak, aturan untuk membeli dan menjual, bagaimana Bitcoin baru ditambahkan ke pasar, dll), yang tidak dapat diubah setelah fakta.
Baca Juga
Terkunci sejak awal, aturan ini secara efektif menjadikan Bitcoin sumber daya yang benar-benar langka, dengan batas jumlah total yang akan pernah tersedia.
“Tidak seorang pun, bukan pemerintah, bukan Satoshi sendiri, yang dapat mengubahnya sekarang setelah dirilis, Anda tidak dapat menduplikasi Bitcoin, Anda tidak dapat membuatnya kembali,” kata Ollie Leech, Editor CoinDesk, outlet berita cryptocurrency terkemuka.
Di situlah perbandingan dengan emas turun sedikit datar, karena emas terus-menerus memasuki pasar ketika bijih dan kantong baru ditemukan, menjadikannya sumber daya yang relatif langka.
Bitcoin juga jauh lebih dapat ditransfer dan lebih mudah disimpan dibandingkan dengan sumber daya seperti emas. Jika ingin memindahkan emas, itu akan menghabiskan banyak uang (transportasi lapis baja, keamanan, biaya penyimpanan di fasilitas yang aman, dll.). Bitcoin pada dasarnya dapat disimpan pada stik USB dalam sesuatu yang dikenal sebagai dompet dingin atau keras.
Mata uang digital Bitcoin menjadi semakin populer berkat banyaknya miliarder yang membeli Bitcoin dalam jumlah besar.
Salah satunya adalah Elon Musk yang melakukan pembelian sebanyak 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp21 triliun pada Februari tahun 2021 lalu.
Dilansir dari Pintu Academy, berikut sejarah kemunculan Bitcoin dan harga saat pertama kali mulai diperkenalkan ke publik.
Sejarah Munculnya Bitcoin
Harga Bitcoin pertama kali berkaitan erat dengan sejarah kemunculannya. Pada Januari 2009, Bitcoin muncul dalam sebuah transaksi di internet.
Transaksi dilakukan oleh sekelompok pengembang yang memakai nama Satoshi Nakamoto dengan seorang pengguna Bitcoin. Sebelumnya, Bitcoin telah dirilis pada 2008 dan baru dikenal sebagai perangkat lunak sumber terbuka pada tahun berikutnya.
Konsep Bitcoin diterbitkan dalam kertas putih yang ditulis oleh seorang tokoh anonim dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Tidak ada yang tahu identitas asli penulis atau apakah itu satu orang, bukan sekelompok orang.
Nakamoto mengakui bahwa dia memulai proyek Bitcoin pada 2007. Namun, dia baru mempublikasikannya pada 2008 dalam laporan berjudul The Cryptography Mailing List. Dalam laporan tersebut, dia mendeskripsikan mata uang digital Bitcoin.
Beberapa tahun berikutnya, sistem pertukaran Bitcoin mulai terbangun. Terinspirasi dari konsep mata uang digital dari Wei Dai yang muncul pada 1999, Nakamoto menciptakan sistem keamanan yang lebih terlindungi. Mereka memodifikasi sistem Bitcoin secara berkala.
Harga Bitcoin Pertama Kali
Sejak mulai dipergunakan sebagai alat tukar, harga Bitcoin pertama kali tak lebih dari 1 dolar AS per keping. Dengan kurs rata-rata pada masa itu, harga 1 keping Bitcoin berada pada angka Rp14.000. Nilainya sedikit naik pada 2012 yaitu sekitar 5-7 dolar AS per keping.
Pergerakan harga Bitcoin mulai meningkat secara signifikan seiring waktu. Pada 2013, nilainya sempat melonjak dari USD100 hingga USD1.000 per keping dalam waktu satu bulan. Namun, pada 2015, nilainya kembali turun hingga USD200. Setelah 2015, harga per keping menanjak drastis hingga mencapai USD19.000.
Tren harganya baru menurun pada 2018 dan menyentuh angka USD3.742. Selanjutnya, nilainya kembali naik. Hingga Februari 2022, harga satu Bitcoin Rp607 juta (harga 14/02/2022).
Potensi Bitcoin di Masa Depan
Meskipun sangat fluktuatif, kini banyak orang tertarik untuk berinvestasi pada Bitcoin. Seperti aksi salah satu orang terkaya di dunia yaitu Elon Musk membeli Bitcoin setelah berbalas cuitan dengan Michael Saylor, CEO MicroStrategy Inc, sekaligus mendukung mata uang digital ini.
Di Indonesia, pemerintah juga sudah mulai memikirkan legalitas penggunaan cryptocurrency. Hal itu dibuktikan dengan regulasi yang diterbitkan pada 2019 yang mengatur tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto di Bursa Berjangka.
Untuk menjaga legalitas, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) pun telah menetapkan 13 penyedia jasa crypto exchange berdasarkan hasil seleksi administrasi maupun keamanannya. Saat ini, kamu dapat bertransaksi dengan menggunakan 229 jenis mata uang crypto yang telah diakui di Indonesia.
Menurut prediksi para ahli, nilai Bitcoin berpeluang untuk terus naik hingga mencapai US$397.000 hingga US$500.000 per keping pada 2030. Angka fantastis tersebut tentu bukan angka yang pasti sehingga publik perlu berhati-hati menyikapinya.