Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin terpantau kembali melemah setelah sempat melewati level US$45.000 pada pekan ini.
Berdasarkan data cari coinmarketcap.com pada Jumat (1/4/2022), harga Bitcoin dalam 24 jam terakhir turun 4,6 persen ke posisi US$44.949,21.
Sejumlah altcoin terkemuka bahkan bernasib lebih buruk dan menunjukkan investor sudah mulai kehilangan minat terhadap aset kripto tersebut. Misalnya, memecoin DOGE dan SHIB baru-baru ini turun masing-masing sekitar 3 persen dan 4,5 persen.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan kini pasar kripto tengah mengalami konsolidasi usai reli kencang selama dua pekan terakhir. Menurutnya, situasi ini bisa berarti positif karena menjaga stabilitas market ke depan.
"Konsolidasi tersebut sejatinya positif bagi pasar kripto, karena bisa menjaga stabilitas market dan membangun dasar baru bagi investor untuk menemukan titik-titik harga baru ke depan untuk beberapa aset kripto," jelas Afid dalam keterangan resminya, Jumat (1/4/2022).
Baca Juga
Selain itu, tekanan juga datang dari memburuknya angka inflasi dan pemungutan suara oleh Uni Eropa tentang undang-undang kripto yang dipandang industri tidak menguntungkan. komunitas kripto menganggap bahwa langkah tersebut dapat menghambat inovasi dan melanggar aspek privasi pelaku transaksi kripto.
"Olengnya pasar kripto juga pas terjadi setelah Biro Analisis Ekonomi Departemen Ketenagakerjaan AS merilis data inflasi AS versi PCE pada Kamis (31/3) kemarin. Beberapa trader kripto memang bereaksi keras terhadap data inflasi, karena terkadang melakukan aksi jual atau cut loss setelah indikator ekonomi dirilis," ungkap Afid.
Meski saat ini adopsi aset kripto sudah mulai marak di beberapa institusi yang diharapkan bisa menjaga stabilitas market, namun rupanya belum berpengaruh besar. Afid melihat, adopsi kripto butuh waktu untuk mendorong stabilitas jangka panjang.