Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan dan produk sawit, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. atau PT SMART Tbk. (SMAR) membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada 2021.
SMAR membukukan pendapatan Rp57 triliun pada 2021, naik 41 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp40,43 triliun. Hal ini ditopang penguatan harga CPO global.
"Penjualan pada 2021 meningkat seiring dengan kenaikan harga CPO," papar manajemen SMAR dalam publikasinya, Jumat (18/3/2022).
Sejalan dengan strategi SMAR memfokuskan pada produk bernilai tambah, kontribusi produk turunan sawit mencapai 88 persen dari total penjualan. Perinciannya, penjualan produk rafinasi mencapai Rp37,05 triliun.
Penjualan produk non rafinasi Rp6,76 triliun, penjualan biodiesel Rp9,07 triliun, dan produk lainnya Rp4,12 triliun. Dari sisi geografis, penjualan lokal berkotribusi 52 persen, sedangkan ekspor 48 persen.
SMAR memproduksi tandan buah segar (TBS) sejumllah 2,42 juta ton pada 2021 dari sebelumnya 2,57 juta ton pada 2020. Produksi CPO juga menurun menjadi 550.000 ton dari tahun sebelumnya 581.000 ton.
Baca Juga
Di sisi lain, produksi palm kernel juga menurun menjadi 150.000 ton pada 2021 dari 158.000 ton pada 2020. SMAR mengoperasikan 16 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas pengolahan 4,35 juta TBS per tahun.
"Hasil produksi TBS dan produk sawit pada tahun 2021 menurun terutama disebabkan oleh menurunnyaluas area menghasilkan sehubungan dengan program peremajaan kembali tanaman dan curah hujanyang tinggi di Kalimantan Selatan dan Tengah," jelas manajemen SMAR.
SMAR pun mencatatkan laba kotor Rp10,96 triliun pada 2021, naik 86 persen yoy dari sebelumnya Rp5,87 triliun. Ebitda juga naik menjadi Rp6,12 triliun dari 4,09 triliun pada 2022.
Laba bersih yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp2,83 triliun pada 2021. Laba bersih SMAR naik 84 persen yoy dari Rp1,54 triliun pada 2020.
Liabilitas SMAR pada 2020 mencapai Rp25,93 triliun, meningkat dari sebelumnya Rp22,5 triliun. Ekuitas juga naik menjadi Rp14,42 triliun dari sebelumnya Rp12,52 triliun.