Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. atau GoTo diwarnai kinerja perusahaan yang masih merugi.
Berdasarkan prospektusnya, GoTo tercatat masih mencatatkan kerugian, meski dapat ditekan hingga akhir Juli 2021. GoTo membukukan pendapatan bruto senilai Rp6,89 triliun di akhir Juli 2021. Pendapatan ini naik 40,95 persen dibandingkan Juli 2020 sebesar Rp4,89 triliun.
Begitu pula dengan pendapatan bersih perseroan yang tercatat naik 54,93 persen dari Rp1,62 triliun, menjadi Rp2,5 triliun di Juli 2021.
Meski pendapatannya naik, GoTo tercatat masih membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp8,16 triliun di akhir Juli 2021. Kerugian ini tercatat lebih kecil dibandingkan Juli 2020 sebesar Rp11,2 triliun.
Hingga akhir Juli 2021, GoTo mencatatkan jumlah aset senilai Rp148,2 triliun, dengan jumlah liabilitas Rp17,68 triliun, dan jumlah ekuitas Rp130,52 triliun.
Adapun pada akhir 2020, GoTo mencatatkan pendapatan bersih senilai Rp8,41 triliun, dengan pendapatan bersih Rp3,32 triliun, dan rugi bersih senilai Rp14,21 triliun.
Baca Juga
Laporan keuagan terbaru per September 2021, GoTo membukukan pendapatan bersih Rp3,4 triliun, naik dari per September 2020 senilai Rp2,34 triliun. Rugi bersih mencapai Rp11,58 triliun, membengkak dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp10,43 triliun.
Sebagai informasi, GoTo akan melepas 52 miliar lembar saham senilai Rp1 dalam gelaran IPO ini. Jumlah ini setara dengan 4,35 persen saham yang disetor dan ditempatkan penuh.
Harga saham IPO GoTo ditetapkan berada dalam rentang Rp316-Rp346. Dengan demikian aksi korporasi ini sebanyak-banyaknya akan mendapatkan suntikan modal Rp17,99 triliun dan sekurang-kurangnya Rp16,43 triliun.