Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau melemah pada pembukaan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (11/3/2021).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau dibuka melemah 34 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.310 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar AS terpantau menguat 0,04 persen di posisi 98,5420.
Selain rupiah, mayoritas mata uang lain di kawasan Asia turut melemah diantaranya won Korea Selatan turun 0,35 persen, dolar Taiwan turun 0,31 persen, baht Thailand turun 0,29 persen, dan yen Jepang turun 0,11 persen terhadap dolar AS.
Sebelumnya Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menuturkan, potensi terjadinya penurunan eskalasi ketegangan di Ukraina ini memberikan sentimen positif terhadap aset berisiko pasar keuangan hari ini.
"Dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko ini, Indonesia sebagai produsen dan pengekspor komoditas menjadi yang diuntungkan dengan kenaikan harga-harga komoditi," ucap Ariston, dihubungi Kamis (10/3/2022).
Dengan demikian, rupiah pun ikut menguat terhadap dolar AS. Selain itu, lanjut Ariston, dari dalam negeri, kebijakan persiapan menuju endemi juga membantu penguatan rupiah. Kebijakan pelonggaran aktivitas ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Baca Juga
Menurut Ariston, pergerakan rupiah terhadap dollar AS pada esok hari masih dibayangi oleh isu konflik Rusia dan Ukraina. Hasil negosiasi yang sedang berlangsung di Turki bisa menjadi katalis untuk perdagangan Rupiah besok.
"Bila tidak ada titik temu, sentimen negatif bisa kembali ke aset berisiko dan rupiah bisa melemah kembali, dan sebaliknya," tuturnya.
Ariston memperkirakan potensi penguatan rupiah hari ini bisa ke arah Rp14.220 per dolar AS. Sementara itu, potensi pelemahan ke kisaran Rp14.320 per dolar AS.