Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bye! Emas Turun dari Level US$2.000 per Ounce

Analis logam mulia mengatakan emas bisa kembali US$2.000 dolar AS, meskipun tekanan ke bawah juga bisa bertahan.
Tumpukan emas batangan./Bloomberg
Tumpukan emas batangan./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun tajam sebesar hampir tiga persen pada akhir perdagangan Kamis pagi (10/3/2022) waktu Asia Tenggara, setelah penurunan harga minyak membantu aset-aset berisiko rebound.

Adapun, investor telah meraup untung setelah kenaikan emas dalam lima sesi beruntun.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, turun tajam US$55,1 atau 2,7 persen, menjadi ditutup pada US$1.988,2 per ounce.

Sehari sebelumnya, Rabu (9/3/2022), emas berjangka melonjak US$47,4 atau 2,37 persen menjadi pada US$2.043,30. Emas menetap di atas angka US$2.000 untuk pertama kalinya sejak Agustus 2020.

Ketika perang Rusia-Ukraina menunjukkan beberapa deeskalasi pada Rabu (9/3/2022) dan harga minyak jatuh dua digit. Hal ini memberikan beberapa bantuan kepada ekonomi AS yang dihantam oleh inflasi tanpa henti, dan harga emas pun perlahan menjadi lebih rendah.

"Kami sedikit terbawa oleh emas, tetapi kami berada pada pijakan yang jauh lebih kuat daripada sebelum konflik ini, terutama karena saya masih berpikir Federal Reserve dan bank sentral lainnya akan sangat berhati-hati tentang bagaimana mereka mengurangi likuiditas," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Emas merosot setelah harga minyak mentah turun karena pernyataan perwakilan Uni Emirat Arab dan Irak bahwa mereka bersedia untuk meningkatkan produksi minyak mereka dan akan meminta hal yang sama dari aliansi penghasil minyak global OPEC+.

Analis logam mulia mengatakan emas bisa kembali US$2.000 dolar AS, meskipun tekanan ke bawah juga bisa bertahan.

"Emas akan tetap menjadi perdagangan yang sangat fluktuatif dan kemungkinan akan berputar di sekitar level US$2.000 ," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.

Saham AS juga rebound, dengan sektor teknologi besar Wall Street, yang diwakili oleh Indeks Komposit Nasdaq naik lebih dari 3,0 persen untuk reli satu hari terbesar sejak Maret 2021.

"Jika saham AS terus mempertahankan posisi terendah yang dibuat selama guncangan awal yang terjadi pada awal konflik Rusia-Ukraina, maka emas dapat terus sedikit lebih rendah [dan] dapat membentuk kisaran perdagangan antara level US$1.965 dolar dan US$2.050 dolar,” kata Moya.

Emas berada di bawah tekanan tambahan karena Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (9/3/2022) bahwa ada 11,3 juta lowongan pekerjaan pada Januari, turun sedikit dari revisi bulan sebelumnya 11,4 juta dan tertinggi baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper