Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Sumber Mas Konstruksi Tbk. (SMKM) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (9/3/2022).
Berdasarkan data Bloomberg, saham SMKM sempat dibuka naik ke level Rp290 namun setelah itu anjlok 9,85 persen atau kena auto reject bawah (ARB) ke Rp238.
Adapun SMKM menjadi emiten ke-sembilan yang tercatat pada 2022. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT Erdikha Elit Sekuritas.
Rencananya, SMKM akan menggunakan 97 persen dana yang diperoleh dari aksi IPO ini untuk modal kerja konstruksi proyek perseroan di masa yang akan datang baik pada sektor swasta maupun pemerintahan.
Sisanya, sebanyak 3 persen dana akan digunakan untuk penelitian dan pengembangan sumber daya manusia.
Melalui seremoni pencatatan saham SMKM, Direktur Utama Sumber Mas Konstruksi Budi Aris menyampaikan bahwa salah satu visi dan misi perseroan adalah meningkatkan nilai tambah untuk pemegang saham.
Baca Juga
Selain itu memang memberikan layanan prima yang berkualitas dalam bidang jasa konstruksi umum.
“Kami pun berharap dengan tercatatnya saham Sumber Mas Konstruksi di Bursa Efek Indonesia, sekiranya dapat memberikan investasi yang baik dan menarik bagi investor serta mendorong perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang,” ujar Budi Aris, Rabu (9/3/2021).
Untuk diketahui, SMKM berdiri pada 1981. Setahun setelahnya perseroan memasuki kegiatan usaha bidang jasa konstruksi jalan dan saluran air. Pada 2016 mulai melakukan jasa services arsitektur dan engineering.
Kemudian di 2018 Perseroan masuk di kegiatan jasa konstruksi umum keseluruhan khususnya untuk pembangunan gedung, jalan, jembatan dan konstruksi rumah tempat tinggal dan gedung.
Berdasarkan laporan keuangan yang terdapat dalam prospektus, per September 2021 SMKM memperoleh pendapatan sebesar Rp126,6 miliar dan laba bersih sebesar Rp12,4 miliar.
Perseroan juga melaporkan bahwa tidak memiliki utang berbunga selama tahun buku Desember 2019 sampai dengan September 2021. Adapun total aset per September 2021 sebesar Rp132,2 miliar dan total ekuitas Rp125,2 miliar.