Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah berisiko kembali tertekan di tengah penguatan dolar AS akibat memanasnya tensi perseteruan Rusia-Ukraina.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan investor memantau rencana kenaikan suku bunga The Fed (FFR) di bulan Maret 2022 yang diperkirakan sekitar 50 bps. Selain itu, pasar mencermati dampak konflik Rusia-Ukraina.
"Hari ini, rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp14.190-Rp14.320 per dolar AS," paparnya dalam publikasi riset, Jumat (18/2/2022).
Rupiah ditutup melemah paling dalam se-Asia sebanyak 69,5 poin atau 0,49 persen ke Rp14.325 per dolar AS pada Kamis (17/2/2022). Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,15 persen ke 95,84.
Bersama mata uang Garuda, ada dolar Singapura yang melemah 0,01 persen, ringgit Malaysia melemah 0,04 persen, dan peso Filipina yang melemah 0,09 persen.
Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan, indeks dolar AS kembali menguat setelah sempat melemah usai pelaku pasar melakukan aksi ambil untung.
Baca Juga
Sementara, saat ini pasar masih menantikan keputusan Federal Reserve AS yang terbuka pada kenaikan suku bunga pada Maret mendatang.
“Hal ini sudah diekspektasi pasar yang mencari petunjuk sikap yag lebih agresif dari The Fed,” tulisnya dalam riset, Kamis (17/2/2022).
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun tipis 1,5 poin atau 0,01 persen menjadi Rp14.327 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,04 persen ke level 95,758.
Pukul 13.59 WIB, rupiah turun 4 poin atau 0,03 persen menjadi Rp14.330 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,02 persen ke level 95,781.
Pukul 12.06 WIB, rupiah turun 19 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.344 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,03 persen ke level 95,832.
Pukul 10.02 WIB, rupiah turun 24,5 poin atau 0,17 persen menjadi Rp14.350 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,03 persen ke level 95,833.
Pukul 09.02 WIB, rupiah dibuka turun 5,5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp14.331 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik di posisi 95,802.