Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pelayaran, PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk. (BBRM) bakal melakukan penggabungan nilai nominal saham atau reverse stock agar kembali dapat diperdagangkan.
Mengutip keterbukaan informasi, Rabu (16/2/2022), emiten yang sudah menjadi penghuni saham gocapan dalam 3 tahun terakhir ini bakal menggabungkan setiap 3 saham menjadi 2 saham.
"Rencana perseroan melaksanakan reverse stock terhadap seluruh saham-saham perseroan dengan cara melakukan pengurangan saham terhadap seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh. Setiap 3 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham akan mengalami perubahan menjadi 2 saham dengan nilai nominal Rp150 per saham," urai Manajemen dalam keterbukaan tersebut.
Adapun, tentang jadwal pelaksanaan penggabungan saham dimulai dengan pengumuman penggabungan saham pada 15 Februari 2022. Kemudian, akhir perdagangan dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi pada 17 Februari 2022.
Awal perdagangan dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan negosiasi pada 18 Februari 2022. Selanjutnya, Peniadaan pasar tunai-awal pada 18 Februari 2022 dan berakhir pada 21 Februari 2022.
Awal perdagangan dengan nilai nominal baru di pasar tunai pada 22 Februari 2022. Selanjutnya, saham dengan nilai nominal baru hasil reverse stock di distribusikan kepada pemegang rekening pada 22 Februari 2022.
Baca Juga
Tanggal penyelesaian transaksi saham BBRM dengan nilai nominal baru yakni pada 22 Februari 2022.
Pergerakan terakhir saham emiten berkode BBRM ini tercatat pada 15 Februari 2018 hingga 1 Februari 2019. Setelah itu, harga saham BBRM stagnan di level 50 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp268,35 miliar. Dengan demikian, setelah reverse stock, harga saham perseroan akan menjadi Rp75 per lembar.
Reverse stock merupakan kebalikan dari stock split atau pemecahan saham. Aktivitas yang disebut juga reverse split ini adalah suatu proses saham-saham perusahaan digabung secara efektif untuk membentuk sejumlah kecil saham yang secara proporsional lebih berharga.