Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia mencatat telah terjadi peningkatan harga saham PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk. (IATA) yang di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA).
Kemarin (10/2/2022), saham IATA yang kini berganti nama menjadi PT MNC Energy Investments Tbk. ditutup 4,46 persen atau 7 poin ke Rp164. Sebelumnya, selama dua hari beruntun saham IATA terkena batas auto reject atas (ARA).
Selama 5 hari terakhir, saham IATA telah melonjak 124,66 persen. Lonjakan ini terjadi di tengah rencana perusahaan mengubah fokus bisnis ke bidang investasi dan perusahaan induk.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan Kamis (10/2/2022), para pemegang saham menyetujui perubahan bisnis utama IATA, dari yang sebelumnya transportasi udara menjadi perusahaan investasi, dengan investasi pada unit-unit bisnisnya yang bergerak di bidang usaha pertambangan, infrastruktur, dan transportasi udara.
IATA juga telah mendapat restu dari pemegang sahamnya untuk mengambilalih 99,33 persen saham PT Bhakti Coal Resources (BCR) dari PT MNC Investama Tbk (BHIT).
BCR merupakan perusahaan induk dari sembilan perusahaan batubara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang meliputi PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC).
Baca Juga
Keduanya sudah beroperasi dan aktif menghasilkan batubara dengan kisaran GAR 2.800 – 3.600 kkal/kg. Dengan total area seluas 9.813 hektare, BSPC memiliki perkiraan total sumber daya 130,7 juta mterik ton [MT], sementara PMC memiliki 76,9 juta MT, dengan perkiraan total cadangan masing-masing sebesar 83,3 juta MT dan 54,8 juta MT.