Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melonjak 124 Persen, Saham MNC Energy (IATA) Masuk Radar BEI

Selama 5 hari terakhir, saham IATA telah melonjak 124,66 persen. Lonjakan ini terjadi di tengah rencana perusahaan mengubah fokus bisnis ke bidang investasi dan perusahaan induk.
Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menyampaikan sambutan pada pembukaan perdagangan saham di Jakarta, Senin (8/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menyampaikan sambutan pada pembukaan perdagangan saham di Jakarta, Senin (8/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia mencatat telah terjadi peningkatan harga saham PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk. (IATA) yang di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA).

Kemarin (10/2/2022), saham IATA yang kini berganti nama menjadi PT MNC Energy Investments Tbk. ditutup 4,46 persen atau 7 poin ke Rp164. Sebelumnya, selama dua hari beruntun saham IATA terkena batas auto reject atas (ARA).

Selama 5 hari terakhir, saham IATA telah melonjak 124,66 persen. Lonjakan ini terjadi di tengah rencana perusahaan mengubah fokus bisnis ke bidang investasi dan perusahaan induk.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan Kamis (10/2/2022), para pemegang saham menyetujui perubahan bisnis utama IATA, dari yang sebelumnya transportasi udara menjadi perusahaan investasi, dengan investasi pada unit-unit bisnisnya yang bergerak di bidang usaha pertambangan, infrastruktur, dan transportasi udara.

IATA juga telah mendapat restu dari pemegang sahamnya untuk mengambilalih 99,33 persen saham PT Bhakti Coal Resources (BCR) dari PT MNC Investama Tbk (BHIT).

BCR merupakan perusahaan induk dari sembilan perusahaan batubara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang meliputi PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC).

Keduanya sudah beroperasi dan aktif menghasilkan batubara dengan kisaran GAR 2.800 – 3.600 kkal/kg. Dengan total area seluas 9.813 hektare, BSPC memiliki perkiraan total sumber daya 130,7 juta mterik ton [MT], sementara PMC memiliki 76,9 juta MT, dengan perkiraan total cadangan masing-masing sebesar 83,3 juta MT dan 54,8 juta MT. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper