Bisnis.com, JAKARTA – Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menetapkan emiten MNC Group PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk. berganti nama menjadi PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA) dan mengubah kegiatan usaha utamanya dari perusahaan transportasi udara menjadi bidang pertambangan batu bara.
Hary Tanoesoedibjo mengatakan salah satu alasan perubahan lini bisnis IATA adalah melihat peluang di sepanjang 2021 saat harga batu bara global terus merangkak naik.
“Bahkan memasuki semester kedua hingga menjelang akhir tahun, harga mineral ini melesat tinggi hingga menyentuh harga tertinggi sepanjang masa,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (10/2/2022).
Lonjakan dipengaruhi berbagai aspek, terutama untuk memenuhi kebutuhan energi yang disebabkan oleh pembukaan kembali ekonomi pascapandemi.
Berbagai komplikasi tambahan seperti gangguan pasokan dan konflik antar negara, ditambah dengan permintaan menyambut musim dingin serta banjir di provinsi Shanxi, pusat penambangan batu bara terbesar di China.
Pada 2022, harga batu bara diprediksi akan terus melejit sebagai dampak permintaan yang tinggi dan pasokan yang terus menyusut. Kenaikan ini tentunya turut mendongkrak harga batu bara nasional.
Baca Juga
Mengutip data International Energy Agency (IEA), Indonesia mengekspor sebanyak 455 juta ton batu bara ke seluruh dunia pada 2019, dan bergerak menjadi 400 juta ton pada 2020 imbas pandemi Covid-19.
Posisi tersebut menunjukkan Indonesia sebagai negara eksportir batu bara yang mendominasi di pasar global. Sedangkan China menempati posisi teratas negara importir batu bara di dunia.
Selain itu, hubungan yang memburuk antara China dengan Australia membuat Indonesia kini jadi pemasok batu bara utama. Impor batu bara China dari Indonesia naik 60 persen sejak akhir November 2021, menurut data Bea Cukai China.
”Dapat disimpulkan bahwa sepanjang batu bara masih menjadi sumber utama pembangkit listrik di berbagai negara, batu bara Indonesia akan terus menjadi primadona dunia,” kata Hary.