Bisnis.com, JAKARTA — Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko atau DJPPR Kementerian Keuangan menyatakan bahwa investor domestik mendominasi partisipasi lelang tujuh seri surat utang negara atau SUN yang berlangsung pada hari ini, Rabu (2/2/2022).
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Deni Ridwan menjelaskan bahwa dari lelang tujuh seri SUN tersebut penawaran yang masuk mencapai Rp72,07 triliun. Pemerintah akhirnya memperoleh Rp25 triliun dari lelang tersebut, sehingga bid to cover ratio mencapai 2,88 kali.
Deni mengatakan bahwa minat investor terhadap lelang SUN masih solid, terlihat dari aksi pelaku pasar yang mulai melakukan price in atas sikap hawkish dari The Fed. Selain itu, likuiditas di pasar keuangan domestik masih sangat ample.
Menurutnya, fokus investor pada lelang kali ini adalah dua SUN seri benchmark dengan tenor 10 dan 20 tahun. Penawaran untuk kedua seri tersebut mencapai 41,06 persen dari total penawaran yang masuk, dengan penawaran terbesar ada pada tenor 20 tahun yaitu Rp15,76 triliun.
"Lelang hari ini masih di dominasi oleh investor domestik yang mencapai 93,74 persen dari incoming bids. Sementara itu, partisipasi investor asing pada lelang hari ini sebesar Rp4,51 triliun atau 6,26 persen dari total incoming bids," ujar Deni pada Kamis (3/1/2022).
Menurutnya, tingginya partisipasi investor lokal turut terpengaruh oleh libur imlek yang masih berlangsung di berbagai negara. Hal tersebut membuat keikutsertaan investor domestik menjadi lebih tinggi daripada investor luar negeri.
Baca Juga
"Partisipasi investor asing pada lelang hari ini masih dipengaruhi oleh libur imlek terutama pada negara-negara Asia seperti Tiongkok, Hongkong, Taiwan, Korea Selatan, Singapura, Vietnam dan Malaysia," ujarnya.
Investor asing tercatat memenangkan Rp2,25 triliun atau 8,99 persen dari nilai lelang, tercatat lebih tinggi dari rata-rata lelang terakhir yaitu 6,53 persen. Menurut Deni, mayoritas investor asing memperoleh SUN dengan tenor 5 tahun.
Deni menjabarkan bahwa tingkat yield pada lelang kali ini tercatat beragam, yakni SUN tenor 5, 10, dan 20 tahun mengalami penurunan antara 1—2 bps. Sementara itu, SUN dengan tenor 15 dan 30 tahun mencatatkan kenaikan yield masing-masing sebesar 1 dan 2 bps.
"Dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder serta rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022, pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp25 triliun. Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara [SBN] tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2022," ujar Deni.