Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten melakukan aksi buyback atau pembelian kembali sahamnya di pasar sekunder. Hal ini tidak akan serta merta menaikkan harga saham perusahaan.
Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menerangkan aksi buyback emiten sangat bergantung tujuannya, salah satunya demi memenuhi kebijakan saham bagi karyawan atau Employee Stock Option Plan (ESOP).
"Buy back tergantung tujuannya, ada juga yang ditujukan buat ESOP misalnya. Kalau alasannya karena dianggap undervalue, bisa saja tidak dilakukan buyback pada saat harga sudah naik kembali," paparnya kepada Bisnis, Kamis (3/2/2022).
Hal ini menunjukkan buyback bisa menjadi salah satu strategi emiten ketika harga sahamnya dinilai terlalu murah. Namun, buyback pun tidak serta merta mendongkrak kinerja harga saham suatu emiten.
Lebih lanjut, Suria menilai emiten yang melakukan aksi buyback sudah tentu merupakan emiten berkantong tebal karena syarat utama aksi ini memiliki kas yang mencukupi.
Terbaru, emiten barang konsumen PT Kino Indonesia Tbk. akan membeli kembali atau buyback saham perseroan hingga Rp100 miliar atau maksimum 20 juta saham. Biaya yang digunakan untuk buyback akan diambil perseroan dari kas internal.
Baca Juga
Adapun, buyback saham ini akan dilakukan emiten dengan kode saham KINO mulai 3 Februari 2022 hingga 2 Mei 2022. Perseroan pun membatasi harga saham untuk buyback senilai maksimum Rp5.000 per saham.
Selain itu, ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berencana melakukan buyback saham perseroan dengan nominal saham yang cukup fantastis mencapai Rp3 triliun.
Perseroan menjadwalkan RUPST akan digelar pada 1 Maret 2022 untuk memperoleh persetujuan dari pemegang saham terkait rencana tersebut. Dapat dilakukan selama 18 bulan sejak RUPST.
Perkiraan nilai buyback belum termasuk biaya komisi perantara perdagangan efek lainnya, yang diperkirakan 0,33 persen dari perkiraan nilai buyback.
Adapun, saham hasil buyback akan digunakan untuk program kepemilikan saham pekerja atau direksi dan dewan komisaris perseroan.
Selain itu, emiten rumah sakit, PT Royal Prima Tbk. (PRIM) bakal melakukan pembelian kembali saham perseroan hingga Rp10 miliar. PRIM bakal melakukan periode pembelian kembali saham pada 28 Januari 2022 hingga 28 Maret 2022.
Emiten rumah sakit lainnya, PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) bakal melakukan aksi buyback saham dengan total sebesar Rp100 miliar atau 80 juta lembar saham.
Pembelian kembali saham Perseroan akan dilaksanakan terhitung mulai 12 Januari 2022 hingga 26 Januari 2022. HEAL membatasi harga pembelian kembali saham sebesar maksimum Rp1.450 per lembar saham.
Emiten barang konsumer lain, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) juga baru saja menyelesaikan periode pembelian kembali atau buyback sahamnya senilai Rp480 miliar hingga Januari 2022.
ROTI juga membatasi harga pembelian saham sebesar Rp1.600 per lembar sahamnya. Pembelian kembali saham ini dilakukan dalam waktu 3 bulan ke depan terhitung 21 Oktober 2021.