Bisnis.com, JAKARTA- Emiten rumah sakit, PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) bakal melakukan aksi pembelian kembali (buyback) saham dengan total sebesar Rp100 miliar atau 80 juta lembar saham.
Direktur Medikaloka Hermina Aristo Setiawidjaja menjelaskan pembelian kembali saham Perseroan akan dilaksanakan terhitung mulai 12 Januari 2022 hingga 26 Januari 2022.
"Perkiraan nilai nominal saham yang akan dibeli kembali adalah maksimum Rp100 miliar dengan jumlah saham maksimum 80 juta lembar saham," urainya dikutip Jumat (14/1/2022).
Lebih lanjut, emiten berkode HEAL ini memiliki modal kerja dan arus kas yang memadai untuk melaksanakan rencana pembelian kembali saham sehingga Direksi Perseroan menilai pelaksanaan pembelian kembali saham ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan Perseroan.
Dia menegaskan HEAL membatasi harga pembelian kembali saham sebesar maksimum Rp1.450 per lembar saham. Aksi buyback ini diharapkan dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif.
"Pembelian kembali atas saham Perseroan juga memberikan fleksibilitas bagi Perseroan dalam mengelola modal jangka panjang, dimana saham treasuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika Perseroan memerlukan penambahan modal," katanya.
Baca Juga
Di sisi lain, HEAL menargetkan ekspansi rumah sakit mencapai 3 unit RS pada 2022. Targetnya, belanja modal perseroan mencapai Rp1 triliun.
Aristo menjelaskan ekspansi sesuai target yaitu 3-4 rumah sakit per tahun pada 2021.
"Untuk 2021, Hermina telah menambah 2 lokasi di Ciledug dan Cibitung. Lokasi ke-3 akan dibuka di Cilegon bulan ini. Oleh karena itu, di tahun 2021 akan bertambah 3 RS secara total," terangnya.
Lebih lanjut, pada 2022, grup RS Hermina akan menambah 3 rumah sakit terbaru yakni Soreang, Tasikmalaya, dan Banda Aceh.
Hermina menganggarkan belanja modal antara Rp900 miliar-Rp1 triliun pada 2022, sama dengan tahun ini. Aristo menjelaskan belanja modal rata-rata pada 2018--2020 mencapai Rp750 miliar.
"Untuk 2022 belanja modal diperkirakan sebesar Rp900 miliar sampai dengan Rp1 triliun, jadi kalau dilihat dari tahun 2018, 2019, 2020 secara rata-rata hermina mengeluarkan Rp750 miliar capital expanditure per tahun. Namun, pada 2021 memang dianggarkan Rp900 miliar--Rp1 triliun," urainya.
Capital expenditure (capex) hingga Rp1 triliun pada 2022 bakal dipakai meningkatkan kapabilitas dan kemampuan melakukan prosedur kesehatan yang lebih kompleks.
Hal ini membutuhkan pelatihan tambahan terhadap dokter dan juga dibutuhkan peralatan untuk melakukan prosedur-prosedur tersebut.