Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. membidik perolehan kontrak baru senilai Rp35 triliun - Rp40 triliun pada 2022.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan target kontrak baru perseroan berada pada rentang Rp35 triliun - Rp40 triliun. Adapun, batas atas target tersebut lebih tinggi dari target kontrak baru 2021 yang sudah direvisi senilai Rp35 triliun.
“Dengan mayoritas [mengincar kontrak baru] di proyek-proyek infrastruktur, EPCC, dan industri konstruksi dimana WIKA sebagai champion di sana,” kata Mahendra kepada Bisnis, Selasa (11/1/2022).
Lebih lanjut, emiten dengan kode saham WIKA ini telah merealisasikan kontrak baru senilai Rp13,16 triliun per September 2021 atau meningkat sebesar 92,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara total, WIKA masih mengikuti beberapa tender dengan target perolehan Rp25 triliun pada semester II/2021 namun data realisasi kontrak baru perseroan pada sepanjang 2021 belum tersedia.
Sebelumnya, Mahendra mengatakan perolehan kontrak baru di kuartal IV/2021 akan menjadi modal yang baik bagi perseroan untuk diproduksi pada tahun ini dan ke depannya.
Baca Juga
Analis BRI Danareksa Sekuritas Maria Renata pun mempertahankan rekomendasi beli untuk saham WIKA dengan target harga Rp1.900.
Maria mengapresiasi kinerja WIKA hingga akhir kuartal III/2021 dengan laba bersih Rp105 miliar atau naik 109 persen secara tahunan. Walaupun realisasi itu masih di bawah target konsensus, namun sudah jauh lebih baik karena WIKA mendapat topangan dari pendapatan dari kerja sama operasi (joint operation).
“Kinerja [WIKA] yang kuat datang dari kenaikan pendapatan, laba dari KSO, dan biaya operasional yang lebih kuat,” tulis Maria dalam riset.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, pendapatan bersih WIKA tercatat senilai Rp11,64 triliun atau naik 12,18 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp10,38 triliun.
Adapun, beban penjualan WIKA berkurang menjadi Rp5,82 miliar dari sebelumnya Rp7,49 miliar. Begitu pula beban umum dan administrasi turun menjadi Rp570,28 miliar dari sebelumnya Rp604,41 miliar. Bagian rugi entitas asosiasi juga menipis pada periode Januari–September 2021 menjadi Rp20,52 miliar dari sebelumnya Rp276,73 miliar.
Selanjutnya, WIKA membukukan order book senilai Rp80 triliun per September 2021 yang termasuk di dalamnya kontrak baru Rp13,2 triliun dan carry over Rp66,8 triliun.
Rekomendasi beli dari BRI Danareksa Sekuritas untuk saham WIKA juga ditopang oleh prospek WIKA bakal diuntungkan dengan pengembangan Ibu Kota Baru yang ditargetkan mulai dikerjakan tahun ini. Sementara itu, tingkat leverage WIKA juga dinilai lebih baik dibandingkan sejumlah emiten BUMN Karya lainnya yang mendapatkan bantuan pendanaan dari pemerintah.
Di lantai bursa, saham WIKA melemah 2,16 persen menjadi Rp1.135 pada penutupan perdagangan sesi I Selasa (11/1/2022). Dalam 6 bulan terakhir, harga terangkat 15,82 persen dengan kapitalisasi pasar Rp10,18 triliun.