Bisnis.com, JAKARTA - Manajer investasi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) merekomendasikan reksa dana saham untuk dicermati investor pada tahun depan mengingat IHSG diperkirakan menembus level 7.000.
Namun demikian, investor tetap disarankan melakukan diversifikasi portofolio dengan produk reksa dana pendapatan tetap dalam rangka menyeimbangkan risiko volatilitas di pasar saham.
Chief Economist & Investment Strategist MAMI Katarina Setiawan mengatakan reksa dana saham akan menarik pada tahun depan ditopang beragam katalis positif dari sisi pemulihan ekonomi dan IPO perusahaan teknologi.
“Kami melihat bahwa valuasi saham di Indonesia saat ini masih menarik. Dengan beberapa katalis positif di pasar saham, akibatnya reksa dana saham tentu akan menarik,” kata Katarina, Selasa (7/12/2021).
Adapun, Katarina menunjukkan pasar saham Indonesia telah kembali masuk ke dalam radar investor baik domestik maupun asing seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang meningkat.
Hal itu juga didukung oleh penanganan pandemi yang sudah lebih baik dan jumlah populasi yang divaksin lebih tinggi. Porsi populasi kerja di Indonesia yang lebih banyak dibandingkan negara lain di Asia pun menjadi keuntungan tersendiri dalam proses pemulihan ekonomi nantinya.
Baca Juga
Riset MAMI menunjukkan pertumbuhan laba korporasi diperkirakan ternormalisasi menjadi 12 persen pada tahun depan. Adapun, sektor ekonomi baru seperti dari teknologi yang akan go public serta sektor yang menerapkan ekonomi keberlanjutan (ESG) dipastikan bakal menarik investor baik dari domestik maupun global.
Lebih rinci, Katarina mengingatkan pemilihan reksa dana saham juga harus mempertimbangkan profil risiko dan tujuan investasi para investor. Adapun, jenis reksa dana saham yang dapat dipilih seperti yang menerapkan core strategy dan high conviction.
Di dalam meracik reksa dana dengan core strategy, MAMI biasanya memilih saham dari sektor strategis. Sedangkan reksa dana saham dengan strategi high conviction lebih banyak menggunakan pendekatan bottom up dan lebih fleksibel dengan mengincar imbal hasil lebih agresif.
Selanjutnya, investasi di reksa dana saham dapat diseimbangkan dengan reksa dana pendapatan tetap yang menggunakan kelas aset obligasi.
“Secara umum harus diversifikasi, perbanyak di reksa dana saham dan dikombinasikan dengan kelas aset obligasi untuk menjaga volatilitas. Tidak lupa, disesuaikan dengan tujuan investasi dan profil risiko investor,” tutur Katarina.