Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Investor Ritel Dominasi Transaksi Pasar Modal Indonesia

Sejak 2016 ,investor saham telah tumbuh sebesar 5,7 kali lipat menjadi 3 juta investor pada 2021
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia mengungkapkan bila investor ritel telah menguasai 57 persen transaksi pasar modal Indonesia pada 2021.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan 2020 merupakan tahun kebangkitan bagi investor ritel Indonesia. Pasalnya investor mampu mendominasi pasar modal modal indoensia.

“Jumlah kepemilikan investor saham telah mencapai 14 persen artinya sebanyak 3 juta investor ritel memiliki 1.116 triliun saham atau rata-rata Rp368 juta per investor. Terakhir investor ritel mampu merajai transaksi bursa pada 2021 mencapai 57 persen,” katanya pada webinar CEON Networking, Selasa (16/11/2021).

Inarno menambahkan sejak 2016, investor saham telah tumbuh sebesar 5,7 kali lipat menjadi 3 juta investor pada 2021. Adapum hingga Oktober lalu, total investor pasar modal sebesar 6,7 juta atau tumbuh 7,5 kali lipat sejak 2016. Adapun total transaksi aktif harian mencapi 200.000 investor pada 2021.

BEI, lanjutnya, membuat acuan baru sebagai bentuk perlindungan kepada investor. Yaitu dengan meluncurkan notasi khusus X kepada efek bersifat ekuitas yang berada dalam pemantauan khusus.

Selain itu, Inarno mengatakan menuju akhir 2021, pasar modal telah pulih dan mencatatkan rekor-rekor baru dari sisi perdagangan dan pencatatan efek. “Pada 11 November, IHSG mencatatkan rekor tertinggi 6.691 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp8.215 triliun,” katanya.

Selain itu juga, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) meningkat 45 persen menjadi Rp13,4 triliun. Adapun sebanyak 40 perusahaan telah tercatat sebagai perusahaan publik dengan nilai IPO mencapai Rp32 triliun. Nilai tersebut adalah yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan saat ini peraturan otoritas jasa keuangan (POJK) MVS sudah dalam tahap finalisasi untuk bisa segera diberlakukan.

“Bursa dan SRO lainnya dalam hal ini terus mendukung proses tersebut termasuk secara intens berdiskusi dengan OJK,” katanya dikutip Selasa (16/11/2021).

Nyoman berharap POJK tersebut selesai tepat waktu sehingga dapat dimanfaatkan stakeholder pasar modal Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper