Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fitch Sematkan Rating AAA untuk Obligasi Protelindo Rp3,3 Triliun

Obligasi PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk., mendapat rating AAA.
Vice President Director Protelindo Adam Gifari (kanan) bersama Director Indra Gunawan menjelaskan tentang kinerja perusahaannya saat berkunjung ke kantor Redaksi Harian Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (24/1)./JIBI-Abdullah Azzam
Vice President Director Protelindo Adam Gifari (kanan) bersama Director Indra Gunawan menjelaskan tentang kinerja perusahaannya saat berkunjung ke kantor Redaksi Harian Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (24/1)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Fitch Ratings Indonesia telah menyematkan Peringkat Nasional Jangka Panjang 'AAA(idn)’ untuk obligasi PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk., senilai Rp3,349 triliun.

Obligasi ini merupakan penerbitan tahap kedua dari program obligasi berkelanjutan perusahaan sebesar Rp3,5 triliun.

Berdasarkan laporan Fitch pada Selasa (2/11/2021), obligasi tersebut diperingkat sama dengan Peringkat Nasional Jangka Panjang Protelindo karena utang tersebut merupakan kewajiban senior tanpa jaminan dari perusahaan.

Perusahaan menara tersebut akan menggunakan dana yang terhimpun dari penerbitan ini untuk membiayai kembali utang yang telah ada saat ini.

Fitch meyakini bahwa akuisisi yang didanai utang oleh Protelindo pada Oktober 2021 atas 94,03 persen dari operator menara independen terbesar ketiga di Indonesia, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (STP), akan meningkatkan funds from operations (FFO) net leveragen-ya secara sementara.

“Kami memproyeksikan FFO net leverage proforma 2021 Protelindo akan melemah ke 5,0x-5,3x, serupa dengan leverage perusahaan menara terbesar kedua di Indonesia PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) pada 5,0x-5,5x,” demikian kutipan laporan tersebut.

Manajemen meyakini bahwa akuisisi yang didanai utang atas STP tidak akan mengubah disiplin keuangan dan rekam jejak perusahaan untuk menjaga leveragenya lebih rendah secara signifikan daripada leverage perusahaan menara global lainnya.

Perusahaan secara historis telah membuktikan kebijakan keuangan yang konservatif dalam hal pengembalian pemegang saham dan merger dan akuisisi (M&A) yang didanai utang.

Protelindo akan meningkatkan skalanya setelah akuisisi menjadi sekitar 28.000 menara dan 52.000 sewa, dan pangsa pasarnya pada sektor menara Indonesia menjadi sekitar 30 persen dari 24 persen. Hal ini dapat memberikan daya tawar yang lebih baik dengan perusahaan telekomunikasi.

Meski demikian, hal ini akan diimbangi oleh sekitar 39 persen porsi pendapatan terhadap perusahaan yang akan dihasilkan dari merger yang direncanakan antara PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Hutch), yang akan memiliki profil kredit satu hingga dua posisi lebih lemah daripada Protelindo.

Selain itu, Fitch meyakini diversifikasi pendapatan akan terus membaik karena bisnis non-menara seperti very small aperture terminal, metropolitan wireless fibre optic, dan fiberisasi menara akan bertumbuh sekitar 15 persen – 20 persen pada 2021-2022 dan berkontribusi sekitar 20 persen terhadap pendapatan tahun 2021.

Fiberisasi menara memiliki profil risiko bisnis yang serupa dengan segmen menara karena kontrak jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan, sekitar 10 - 14 tahun, dan kemungkinan untuk memiliki beberapa penyewa.

“Namun, margin EBITDAnya sebesar 70 persen -75 persen lebih rendah daripada margin bisnis menara yang berada di atas 80 persen,” demikian kutipan laporan tersebut

Adapun, peringkat AAA, seperti anak usaha TOWR tersebut, menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan Fitch pada skala peringkat nasional untuk Indonesia. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau surat utang dengan ekspektasi resiko gagal bayar yang terendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper