Bisnis.com, JAKARTA — Emiten data center Toto Sugiri, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) meraih peringkat AA-(idn) dengan outlook stabil dari Fitch Ratings.
Tim Analis Fitch Ratings Felita Felita dan Hasira De Silva mengatakan peringkat DCII merefleksikan posisinya yang unggul di Indonesia, aset dengan kualitas tinggi, arus kas yang kuat, dan tingkat EBITDA net leverage yang rendah.
Kondisi itu dimoderasi oleh konsentrasi aset DCII yang tinggi dan minat investor institusional yang moderat terhadap pusat data di Indonesia dibandingkan dengan pasar global.
Peringkat nasional 'AA' menunjukkan ekspektasi akan tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan penerbit atau obligor dengan peringkat di bawahnya.
Fitch meyakini DCI Indonesia memiliki skala belanja modal yang didasarkan pada kontrak pertumbuhan kapasitas. Sekitar 80% capital expenditure (capex) DCII digunakan untuk peralatan mekanik dan kelistrikan yang bergulir saat kontrak dari penyewa telah diamankan.
DCII biasnya membangun pusat data baru setelah tingkat okupansi di aset data center milik perseroan telah mencapai 80%-90%. Lebih lanjut, DCII telah memiliki lahan di Cibitung untuk membangun data center dengan kapasitas hingga 300 MW.
Pendapatan DCII diperkirakan meningkat 30%-40% pada 2025 dan melandai dengan tingkat pertumbuhan 15%-20% pada 2026. Proyeksi itu merujuk pada asumsi penambahan kapasitas yang telah dikontrak sebesar 15 MW-20 MW.
"Fitch Ratings melihat permintaan data center bersifat defensif sejalan dengan digitalisasi, cloud storage, dan migrasi dari on-premise data center, adopsi AI, hingga penetrasi rendah di Indonesia," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (17/7/2025).
Di lantai bursa, DCII yang merupakan saham termahal di Bursa Efek Indonesia (BEI)mengalami penguatan hingga menyentuh batas auto reject atas (ARA) pada Kamis (17/7/2025).
Berdasarkan data RTI Infokom, saham DCII melonjak 19,99% atau naik 37.200 poin ke level Rp223.250 per saham usai pembukaan perdagangan hari ini. Saham ini menyentuh batas ARA.
Saham DCII diperdagangkan pada rentang Rp201.600-Rp223.250 per saham. Kapitalisasi pasar DCII naik menjadi Rp532,17 triliun dengan kenaikan ini.
Secara valuasi, perusahaan milik Toto Sugiri dan Anthoni Salim itu tercatat memiliki price to earning ratio (PER) sebesar 317,64 kali, dengan price to book value sebesar 160,54 kali.
Adapun, selama sebulan terakhir, saham DCII tercatat telah menguat 45,92%. Sementara itu, secara year to date (YtD) atau sejak awal tahun, saham DCII telah meroket 430,29%.
Sebagai informasi, level all time high atau rekor tertinggi saham DCII sepanjang sejarah terbentuk pada akhir perdagangan 13 Maret 2025 di posisi Rp226.150 per saham.