Bisnis.com, JAKARTA – Gelombang besar aksi jual Bitcoin menyeret harga cryptocurrency terbesar ini turun paling dalam sejak dua pekan terakhir dan terus diperdagangkan di zona merah.
Berdasarkan data Bloomberg, pada Rabu (13/10/2021) harga Bitcoin tercatat turun 2.058 poin atau 3,58 persen ke US$55.352 dan sempat menyentuh US$54.000 pada hari sebelumnya.
Namun, meski turun cukup drastis, nilai mata uang kripto terbesar tersebut masih mencatatkan kenaikan sampai 90 persen selama tahun berjalan (year to date/ytd) dan belum jauh dari posisi tertinggi sepanjang masa di US$65.000 yang tercapai pada April 2021 lalu. Untuk bulan ini saja, harga Bitcoin sudah naik 25 persen.
Optimisme bahwa Securities and Exchange Commission (SEC) AS bisa menyetujui perdagangan kripto di AS pada bulan ini membantu mengimbangi kekhawatiran yang membayangi atas potensi regulator untuk mempreketat pengawasan pasar mata uang digital ini.
Ahli strategi Investasi CoinShares di Inggris James Butterfill mengatakan bahwa penurunan pada perdagangan Selasa (12/10/2021) tidak mengubah dinamika positif tersebut.
“Penurunan kemarin tidak menimbulkan kekhawatiran. Tren Bitcoin belum pudar dan fundamental dari kemungkinan besar SEC memberikan persetujuan untuk perdagangan di AS akan mendorong harganya kembali hijau pada beberapa pekan mendatang,” ujarnya dilansir Bloomberg, Rabu (13/10/2021).
Baca Juga
Philippe Bekhazi, co-founder dan CEO XBTO menambahkan, pihaknya yakin pasar sudah lebi hsehat dan memang penurunan harga saat ini sudah diperkirakan terjadi.
“Pelaku pasar masih juga masih menantikan kemungkinan persetujuan ETF bulan ini. Jadi aksi profit taking itu wajar,” ujarnya.