Bisnis.com, JAKARTA - Reksa dana pendapatan tetap diperkirakan kembali menjadi reksa dana paling moncer tahun ini kendati sejumlah tantangan masih menghadang.
Berdasarkan data Infovesta Utama per 8 Oktober 2021, kinerja indeks reksa dana pendapatan tetap yang tercermin lewat Infovesta Fixed Income Fund Index tercatat sebesar 1,42 persen secara year-to-date (ytd).
Posisi itu lebih rendah dibandingkan kinerja indeks reksa dana campuran yang tercermin lewat Infovesta Balanced Fund Index yang naik 3,90 persen. Kinerja indeks reksa dana pasar uang yang tercermin lewat Infovesta Money Market Fund Market Index juga masih lebih tinggi sebesar 2,62 persen.
Sementara itu, kinerja indeks reksa dana saham yang tercermin lewat Infovesta Equity Fund Index berada di posisi terendah sebesar 0,98 persen atau jauh di bawah kinerja IHSG yang melambung 8,41 persen.
Sementara itu, di sepanjang pekan lalu indeks reksa dana pendapatan tetap terpantau berkinerja paling rendah sebesar -0,05 persen. Di sisi lain, kinerja indeks reksa dana saham paling tinggi sebesar 3,30 persen seiring dengan pergerakan bullish IHSG.
Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan kinerja indeks reksa dana pendapatan tetap relatif tertekan belakangan ini lantaran investor merespons negatif isu kenaikan yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun serta penyusutan kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN).
Baca Juga
“Isu tapering dan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed tahun depan membuat harga obligasi turun. Namun dengan mempertimbangkan risiko hingga tahun depan, reksa dana pendapatan tetap masih menarik,” jelas Wawan kepada Bisnis, Rabu (13/10/2021).
Di sisi lain, Wawan menunjukkan kinerja reksa dana saham mulai terangkat karena tren penguatan IHSG terus berlanjut. Hal ini didorong oleh penguatan harga saham blue chip yang banyak dijadikan underlying asset produk reksa dana saham.
Kendati demikian, Wawan mengingatkan bahwa ketidakpastian mengenai gelombang pandemi dan pemulihan ekonomi masih ada. Investor pun disarankan untuk melakukan diversifikasi portofolio untuk jangka pendek hingga akhir tahun dengan memperbesar porsi saham dengan alokasi aset 4-4-2.
“40 persen pada saham dan obligasi, 20 persen pada pasar uang,” ujar Wawan.
Hingga akhir tahun, Infovesta Utama memperkirakan indeks reksa dana pendapatan tetap bakal memberikan return paling tinggi sebesar 5 persen - 6 persen. Kinerja ini akan diikuti oleh indeks reksa dana campuran yang diperkirakan sebesar 3 persen - 5 persen.
Untuk indeks reksa dana saham diperkirakan bisa naik menjadi sekitar 3 persen - 4 persen dan indeks reksa dana pasar uang pada kisaran 3 persen - 3,5 persen.