Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kembali melonjak pada akhir perdagangan Selasa (5/10/2021) setelah OPEC+ tetap pada rencana peningkatan produksinya daripada menaikkannya lebih lanjut.
Dilansir Antara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November menguat 1,31 poin atau 1,7 persen ke level US$78,93 per barel. Selama perdagangan, WTI melonjak lebih dari 2,0 persen hingga US$79,48, tertinggi sejak hampir tujuh tahun.
Sementara it, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember menguat 1,30 poin atau 1,6 persen ke level US$82,56 per barel. Sebelumnya, Brent sempat mencapai level tertinggi tiga tahun di US$83,13 per barel.
Kedua kontrak memperpanjang keuntungan yang dibuat pada Senin (4/10/2021), ketika WTI melonjak 2,3 persen dan Brent melonjak 2,5 persen.
Pada Senin (4/10/2021), OPEC+ sepakat mematuhi pakta Juli untuk tetap meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari (bph) setiap bulan hingga setidaknya April 2022, menghapus 5,8 juta barel per hari dari pengurangan produksi yang ada.
"Pasar menyadari kita akan kekurangan pasokan untuk beberapa bulan ke depan dan OPEC tampaknya senang dengan situasi itu," kata Analis Price Futures Group Phil Flynn, Selasa (5/10/2021).
Harga minyak telah melonjak lebih dari 50 persen tahun ini, menambah tekanan inflasi yang dikhawatirkan negara-negara konsumen minyak mentah seperti Amerika Serikat dan India akan menggagalkan pemulihan dari pandemi Covid-19.
Akhir bulan lalu, Komite Teknis Bersama OPEC+ (JTC) mengatakan pihaknya memperkirakan defisit pasokan 1,1 juta barel per hari tahun ini, yang bisa berubah menjadi surplus 1,4 juta barel per hari tahun depan.
Kelompok ini secara bertahap mengurangi rekor pengurangan produksi yang dibuat tahun lalu dan beberapa analis memperkirakan bahwa aliansi akan memperluas produksinya ke tingkat yang lebih besar untuk mengekang harga.
Meskipun ada tekanan untuk meningkatkan produksi, OPEC+ khawatir bahwa gelombang global keempat infeksi Covid-19 dapat menekan pemulihan permintaan, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters sedikit sebelum pembicaraan Senin (4/10/2021).
Melonjaknya harga gas alam global, yang dapat mendorong beberapa pembangkit listrik untuk beralih dari gas ke minyak, berarti harga minyak mentah kemungkinan akan tetap didukung meskipun mungkin ada kemunduran jangka pendek, kata Direktur Riset Pasar Tradition Energy, Gary Cunningham.