Bisnis.com, JAKARTA – PT Solusi Sinergi Digital Tbk. atau Surge mengebut penyelesaian jaringan serat optik sepanjang jalur kereta di seluruh Pulau Jawa.
Direktur Utama Solusi Sinergi Digital Hermansjah Haryono mengatakan keunggulan pemasangan serat optik sepanjang rel kereta cenderung lebih cepat pengerjaannya. Selain itu, lebih aman, dan lebih minim gangguan dibandingkan dengan pemasangan serat optik pada umumnya.
Emiten berkode saham WIFI itu mengerjakannya melalui anak usaha PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave). Perseroan mengklaim pembangunan jaringan serat optik pada sepanjang jalur kereta api menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan.
Pasalnya, memiliki risiko gangguan yang sangat minim karena dibangun di area steril jika dibandingkan membangun jaringan serat optik pada jalan raya.
“Hal ini menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam menghadirkan konektivitas dengan kecepatan tinggi dan reliabel. Semoga hal ini bisa menjawabkan kebutuhan pelaku dan masyarakat atas konektivitas berkecepatan tinggi yang handal dan minim gangguan” kata Hermansjah dalam keterangan resmi Rabu (29/9/2021).
Hermansjah mengatakan pengembangan jaringan serat optik ini didesain untuk menghasilkan jaringan infrastruktur yang lancar, berkapasitas bandwidth besar, serta kestabilan konektivitas dengan latency yang rendah.
Baca Juga
Selain itu, infrastruktur jaringan ini dapat menjangkau seluruh daerah, sehingga mereka dapat menikmati layanan konektivitas yang dapat diandalkan tanpa harus khawatir akan gangguan-gangguan buffering, lagging, dan lainnya.
Chief Operating Officer (COO) Weave Massigit Dian Santoso menambahkan para pengguna layanan jaringan serat optik yang dibangun pada sepanjang rel kereta akan minim gangguan. Pasalnya, jaringan ini dibuat berlapis dengan perlindungan 6 Ring.
“Selain itu sistem kami juga didukung oleh teknologi ASON yang memberikan perpindahan otomatis melalui jalur ring berikutnya apabila terjadi gangguan secara dinamis,” jelasnya.
Massigit menambahkan lewat berbagai infrastruktur yang dibangun masyarakat akan dapat menikmati experience berselancar di dunia maya yang jauh lebih baik dengan harga yang terjangkau.
Sebagai informasi, perkiraan terbaru dari Bank Dunia menyebutkan perkiraan total jumlah pelanggan fixed broadband di Indonesia sekitar 9,7 juta. Jumlah itu baru sebesar 4 persen dari populasi atau 16 persen rumah tangga.
Indonesia masih tertinggal dengan beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam pada tingkat penetrasi fixed broadband maupun mobile broadband berkecepatan tinggi(4G/LTE).
Selain itu, berdasarkan data Kementerian Kominfo baru 36,03 persen desa dan 63,02 persen kecamatan dari seluruh Indonesia yang telah terlewati jaringan kabel serat optik.