Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal IV/2021, Bank Commonwealth Ajak Investor Tambah Porsi Reksa Dana Saham

Secara historis performa pasar saham di kuartal IV mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kuartal lainnya.
Chief of Retail & SME Business Bank Commonwealth Ivan Jaya (kanan) memberikan penjelasan saat peluncuran aplikasi CommBank SmartWealth, di Jakarta, Kamis (17/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Chief of Retail & SME Business Bank Commonwealth Ivan Jaya (kanan) memberikan penjelasan saat peluncuran aplikasi CommBank SmartWealth, di Jakarta, Kamis (17/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Commonwealth menyarankan investor untuk menambah porsi investasi di reksa dana saham seiring dengan optimisme perbaikan kinerja di pasar saham pada kuartal IV/2021. 

Chief of Retail & SME Business Bank Commonwealth Ivan Jaya optimistis masih ada secercah harapan untuk perbaikan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga saat ini karena secara historis performa pasar saham di kuartal IV mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kuartal lainnya.

Berdasarkan data historikal, ungkapnya, dalam 10 tahun terakhir, rata-rata kinerja IHSG pada kuartal keempat sebesar 5,34 persen. 

Ditambah lagi saat ini kesadaran berinvestasi di masyarakat meningkat. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa per Agustus 2021, pasar modal Indonesia telah memiliki 6,1 juta investor atau naik 99 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dia melanjutkan, dana yang berhasil dihimpun di pasar modal mencapai Rp 257,9 triliun pada akhir Agustus atau meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 118 triliun dan terdiri dari 35 emiten baru yang melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2021. 

“Pasar mulai menggeliat lagi,” ujar Ivan dalam acara BizInsight yang diadakan Bank Commonwealth, Selasa (28/9/2021). 

Namun di sisi lain, Ivan mengatakan bahwa investor perlu memperhatikan rencana bank sentral AS untuk melakukan pengurangan pembelian aset atau tapering off. Walaupun memang diperkirakan dampaknya tidak akan sedahsyat kejadian 2013 lalu karena kali ini The Fed telah mewanti-wanti dari jauh hari.  

Oleh karena itu, menurut Ivan, strategi investasi yang bisa dilakukan adalah menambah porsi reksa dana saham di dalam portofolio. 

“Di mana untuk investor dengan profil risiko balanced adalah 30 persen di reksa dana pasar uang, 35 persen reksa dan pendapatan tetap, 35 persen reksa dana saham,” kata Ivan.

Sedangkan untuk investor dengan profil risiko growth, Ivan menyarankan komposisi 15 persen di reksa dana pasar uang, 20 persen reksa dana pendapatan tetap, dan 65 persen reksa dana saham.

Terakhir dia menegaskan bahwa untuk tetap berinvestasi sesuai dengan profil risiko, tujuan investasi dan melalui teknologi digital agar tetap aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper