Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREMIUM NOTES : Jelang IPO Ace Oldfields (KUAS) dan PTPP Mengejar Kontrak Strategis

PT Ace Oldfields Tbk., perusahaan manufaktur dengan bidang usaha produksi peralatan dan perlengkapan pengecatan, berencana melantai di bursa pada Oktober 2021.
Pekerja beraktivitas di dekat logo PT PP Properti Tbk. di Depok, Jawa Barat, Sabtu (9/5/2020)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pekerja beraktivitas di dekat logo PT PP Properti Tbk. di Depok, Jawa Barat, Sabtu (9/5/2020)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Tahapan initial public offering (IPO) PT Ace Oldfields Tbk. (KUAS) telah memasuki periode bookbuilding atau pernyataan minat. Perusahaan menargetkan dapat mencatatkan sahamnya pada 18 Oktober 2021, dengan syarat memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada awal Oktober 2021.

KUAS merupakan perusahaan manufaktur dengan bidang usaha produksi peralatan dan perlengkapan pengecatan atau kuas. Perusahaan ini memiliki pabrik di Cileungsi, Bogor.

Dalam gelaran IPO ini, KUAS akan melepas 390 juta lembar saham baru. Harga pelaksanaan IPO ini ditawarkan dalam rentang Rp195 hingga Rp250 per lembar. Dengan harga pelaksanaan itu, maka jumlah nilai penawaran ini setara dengan Rp97,5 miliar.

1. IPO Oktober 2021, Menakar Prospek Ace Oldfields (KUAS)

Pada saat yang sama, perusahaan menerbitkan waran sebanyak-banyaknya 130 juta lembar atau setara 14,4 persen. Penjamin pelaksana efek dari aksi korporasi ini adalah PT NH Korindo Sekuritas Indonesia (kode broker: XA).

Dari dana yang bakal diterima, sebanyak 39,40 persen akan digunakan untuk memborong sebagian tanah dan bangunan di Cileungsi, Bogor. Tanah ini merupakan milik keluarga yakni Janto Setiono, Dannie Tjiandra, dan Bobby Kandiawan. KUAS akan membayar Rp28 miliar atas aset tetap itu.

"Transaksi ini akan dilakukan dalam waktu paling lambat 3 bulan setelah dana IPO diterima," ulas manajemen dalam prospektusnya.

Pembahasan selanjutnya mengenaik rencana dan prospek IPO KUAS dapat Anda baca di sini.

ihsg
ihsg
 

Pegawai melintas di depan layar monitor perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/6/2020)./Bisnis-Abdurachman

2. Prospek Saham PTPP Jelang Tutup Tahun & Strategi Berburu Kontrak Baru

Emiten BUMN karya PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) tengah berada pada masa-masa krusial. Jelang kuartal terakhir tahun ini, perseroan kian terdesak dengan target kontrak baru yang terancam gagal terpenuhi.

Hingga pengujung Agustus 2021, perusahaan meraih kontrak baru Rp10,1 triliun. Capaian ini baru setara 33,5 persen dari target akhir tahun yang sebesar Rp30,1 triliun.

Direktur Utama PTPP Novel Arsyad menjelaskan bahwa pada sisa Tahun Kerbau Logam, perusahaannya akan fokus pada perolehan proyek-proyek pareto dari dana APBN dan BUMN.

“Hal tersebut menjadi fokus perusahaan, karena saat ini lembaga yang memiliki anggaran cukup besar berasal dari APBN dan BUMN. Untuk sementara ini, PTPP tidak menyasar ke pihak swasta,” tuturnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (14/9/2021).

Saat ini, perusahaan tengah membidik sejumlah proyek strategis nasional yang bernilai tinggi. Di antaranya adalah Jalan Tol Ruas Semarang-Demak, Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang serta Dermaga Patmban. Nama pertama tengah memasuki proses lelang, sedangkan lelang proyek sisanya baru akan dilelang pemerintah secepat-cepatnya Oktober.

Oleh karena itulah, perseroan meyakini bahwa kendatipun capaian kontrak masih akan lesu sampai akhir kuartal III/2021, pada kuartal terakhir rapor akan berbalik. Meskipun Novel sendiri mengakui bahwa untuk mencapai target Rp30,1 triliun rasa-rasanya bukan perkara mudah.

Pembahasan lebih lanjut mengenai kondisi dan prospek proyek-proyek strategis PTPP dapat Anda baca di sini.

3. Pilih-Pilih Saham Blue Chip PER & PBV Mini Sambut Window Dressing

Harga saham-saham blue chip yang tergabung dalam LQ45 mengalami tekanan sejak awal tahun. Tekanan yang membawa saham-saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia itu memiliki rasio PER di bawah 10 kali dan PBV di bawah 1 kali. Area rasio yang sangat layak dipertimbangkan sebagai portofolio investasi oleh invetor.

Indeks LQ45 menguat 2,53 persen sepanjang Juli—24 September 2021 ke level 866,25. Kinerja itu lebih baik dibandingkan dengan performa LQ45 pada kuartal I/2021 yang terkoreksi 3,43 persen dan anjlok -6,42 persen pada kuartal II/2021.

Namun, indeks saham-saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia itu masih memerah secara year-to-date (YtD) dengan kinerja -7,34 persen.

Berbeda dengan kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menguat 2,77 persen.

Kondisi ini membawa sejumlah saham dalam LQ45 berada di area dengan rasio harga berbanding nilai buku (price-to-book value/PBV) berada di bawah 1 kali. Artinya harga saham perusahaan lebih murah dibandingkan nilai sebenarnya.

Apa saja saham-saham perusahaan tersebut? Selengkapnya dapat Anda baca di sini.

pegadaian
pegadaian
 

Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (18/2/2021)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

4. Ambisi RI Punya Bank Emas, Pegadaian Akan Seperti JPMorgan dkk.?

Pada medio Juni 2021, pembahasan mengenai regulasi dan pembentukan bank emas alias bullion bank sempat diapungkan oleh pemerintah. Kini, Kementerian BUMN pun mendorong PT Pegadaian (Persero) untuk menjadi salah satu yang mewujudkan ambisi hadirnya bank emas di Indonesia.

Dalam sebuah sesi wawancara dengan Bloomberg, pada Juni 2021, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi juga telah mengatakan bahwa pemerintah sedang berkonsultasi dengan Bank Indonesia dan industri pertambangan mengenai wacana pembentukan bank emas.

Menurutnya, pemerintah memiliki rencana untuk mulai mengoperasikan bullion bank pada 2024.

"Ekspor kami ke negara-negara transit karena mereka memiliki sistem perdagangan emas yang lebih baik, baik dalam bentuk bank batangan atau bursa yang lebih baik dari kami. Sebagai negara penghasil emas, mengapa kami menjualnya ke negara transit?" papar Lutfi seperti dikutip dari Bloomberg.

Lazimnya, bullion bank terlibat dalam kegiatan bisnis seperti kliring, lindung nilai, dan juga perdagangan logam mulia. Pembahasan berikutnya dapat Anda baca di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper