Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Bisnis-27 mengalami kenaikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (23/9/2021). Saham WIKA, BRPT, dan EMTK memimpin penguatan
Mengutip laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/9/2021) pukul 09.11 WIB, indeks hasil kerja sama harian Bisnis Indonesia dengan BEI ini naik 1,26 poin atau 0,27 persen menjadi 463,63 dari penutupan sebelumnya 462,37.
Dari 27 konstituen, sebanyak 20 saham menguat, 4 saham stagnan dan 3 saham melemah. Indeks sempat menyentuh level 464,42.
Saham BUMN Karya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menguat 30 poin atau naik 2,74 persen ke level 1125. Selanjutnya, diisi PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang menguat 2,55 persen atau naik 25 poin.
Saham lain yang menguat diantaranya, emiten media PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), saham produsen kertas PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. (INKP), dan emiten alat berat PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang menguat masing-masing 1,81 persen, 1,74 persen, dan 1,32 persen.
Saham yang melemah dipimpin saham emiten bank PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) yang melemah 0,49 persen atau 25 poin ke level 5125. Selanjutnya, diisi PT merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan PT Japfa Tbk. (JPFA) yang melemah 0,37 persen dan 0,26 persen.
Baca Juga
Saham-saham yang stagnan diisi PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).
Di sisi lain, indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 0,5 persen atau 30,35 poin ke level 6140,26. Dengan 258 saham menguat 168 saham melemah dan 180 saham stagnan.
Investor asing pun catatkan net buy sebesar Rp123,55 miliar dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp7542,29 triliun.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan indeks Dow Jones Industrial Average di bursa Amerika mampu rebound 1 persen setelah turun selama lima hari berturut-turut tadi malam. Hal itu seiring dengan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang lebih hawkish mengenai arah kebijakan suku bunga.
“Tercermin lewat sembilan dari 18 pejabat Fed siap untuk menaikkan suku bunga tahun 2022 sebagai respons atas kenaikan inflasi yang diperkirakan mencapai 4,2 persen pada tahun ini, lebih dari dua kali lipat dari target yang ditetapkan 2 persen serta The Fed menyatakan kemungkinan akan mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan (tapering) segera setelah November,” tulis Edwin dalam riset harian, Kamis (23/9/2021).