Bisnis.com, JAKARTA - Emiten-emiten di sektor furnitur mencatatkan kinerja yang beragam sepanjang semester I/2021. Tren WFH dan momentum perang dagang AS-China dimanfaatkan beberapa emiten furnitur untuk menggenjot kinerja.
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menuturkan, dengan melihat kinerja beberapa emiten furnitur, dia menyarankan investor yang ingin masuk ke saham sektor ini untuk memperhatikan volume perdagangan harian saham-saham di sektor tersebut.
"Selain itu, perhatikan juga kinerja bisnis si emiten dan pergerakan rupiah," kata Yaki, Rabu (22/9/2021).
Dari beberapa emiten furnitur yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Yaki menyarankan investor untuk masuk ke saham PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD). Menurutnya, saham ini menjadi pilihannya karena kinerja perseroan masih cukup bisa bertahan di tengah pandemi.
"Poinnya karena kinerja WOOD masih cukup survive di tengah pandemi. Per semester I/2021, kinerja masih tumbuh lebih dari 50 persen," ucap dia.
Hingga semester I/2021, penjualan bersih WOOD tercatat meningkat 92,10 persen menjadi Rp2,14 triliun, dari Rp1,11 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Perseroan mencatatkan beban pokok penjualan sebessar Rp1,46 triliun, naik 93,6 persen dari Rp757 miliar secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Meningkatnya penjualan bersih perseroan membuat laba bruto perseroan juga melesat 88,6 persen menjadi Rp673,5 miliar, dari Rp357 miliar secara yoy. Sementara, beban operasional perseroan juga tercatat naik 136,12 persen menjadi Rp225,7 miliar, dari Rp116,7 miliar yoy.
Dengan kinerja tersebut, laba bersih perseroan meroket 95,29 persen menjadi Rp221,8 miliar, dari Rp113,5 miliar secara tahunan.
Corporate Secretary & Head of Investor Relations WOOD Wendy Chandra mengatakan, pihaknya memperkirakan kinerja penjualan WOOD akan terus meningkat di kuartal IV/2021 ini.
"Mengingat, penjualan furnitur cenderung meningkat lebih tinggi di semester II," ujar Wendy ketika dihubungi, Selasa (21/9/2021).
Baca Juga
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.