Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Evergrande Bikin Investor Cemas, Wall Street Ditutup Merosot

Ketika saham-saham turun, imbal hasil obligasi pemerintah AS naik bersama dengan indeks dolar AS sebelum pertemuan bank sentral, The Fed pada Rabu (22/9/2021).
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir longsor pada perdagangan Senin (20/9/2021) waktu setempat, atau pelemahan terbesar dalam empat bulan akibat kecemasan investor terhadap sektor real-estate China dan tapering The Fed.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (21/9/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 1,78 persen ke 33.970,47, sementara S&P 500 jatuh 1,70 persen ke 4.357,73, sedangkan Nasdaq merosot 2,19 persen ke 14.713,90.

S&P 500 terpantau sempat turun hingga 2,9 persen, yang merupakan penurunan terbesar sejak Oktober 2020. Ketika saham-saham turun, imbal hasil obligasi pemerintah AS naik bersama dengan indeks dolar AS sebelum pertemuan bank sentral, The Fed pada Rabu (22/9/2021). Pertemuan ini bakal merumuskan dasar untuk pengurangan stimulus atau tapering.

Kemarin, saham China Evergrande Group anjlok 10 persen di Bursa Efek Hong Kong karena kekhawatiran meningkat bahwa raksasa real estat China akan runtuh di bawah beban utang besar, berdampak pada pemegang saham, pemegang obligasi, dan berpotensi memicu gejolak di tempat lain di seluruh pasar global. Momok tindakan keras yang lebih luas oleh pemerintah China terhadap sektor real estat Hong Kong semakin menambah kekhawatiran.

Sementara situasi Evergrande berada di depan dan tengah, kenyataannya adalah, valuasi pasar saham terlalu berlebihan dan pasar telah menikmati terlalu lama istirahat dari volatilitas dan penurunan pasar saham Senin tidak mengejutkan," kata David Bahnsen, kepala investasi The Bahnsen Group.

Sementara itu, terjadi perdebatan sengit di Washington mengenai peningkatan batas utang pemerintah. Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyerukan Kongres untuk menaikkan plafon utang AS lewat tulisannya pada kolom open editor Wall Street Journal. Dia menyarankan bahwa melakukan sebaliknya akan berisiko membiarkan pemerintah gagal bayar dan menghasilkan bencana ekonomi yang meluas.

Parlemen AS akan memberikan suara minggu ini untuk plafon utang pemerintah dan langkah pengeluaran sementara untuk menjaga pemerintah tetap beroperasi melewati akhir tahun fiskal pada akhir September 2021.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper