Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Investor Bukalapak (BUKA) Minta Maaf setelah Sahamnya ARB

Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sempat mengalami ARB pada hari ketiga listing setelah aksi jual salah satu investornya.
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengungkapkan penyebab sahamnya auto reject bawah (ARB) setelah beberapa hari listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Emiten teknologi berstatus unikorn ini, tercatat sempat ARB pada hari ketiga melantai di pasar bursa. Padahal, dua hari sebelumnya secara berturut-turut saham BUKA melambung hingga menyentuh batas atas. 

Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menjelaskan jatuhnya harga saham BUKA pertama kali disebabkan oleh satu shareholder yang baru pertama kali memiliki saham perusahaan terbuka di Indonesia. 

"Sebenarnya ada satu [shareholder] yang menyebabkan dari ARA [auto reject atas] ke turun pertama," jelasnya dalam unggahan Instagram @ellenmay_official, dikutip Selasa (21/9/2021). 

Teddy menyebutkan saham investor sebelumnya telah dikunci 90 persen sehingga investor hanya memiliki 10 persen saham yang bebas. 

"Sebenarnya yang dia jual kurang dari 1 persen daripada perusahaan, shareholder ini gak pernah atau baru pertama kali punya saham listed company di Indonesia," pungkasnya.

Teddy menambahkan shareholder tersebut telah meminta maaf kepada BUKA karena tidak menyangka akan terjadi ARB. Dia menyebutkan, shareholder tersebut pernah melakukan aksi serupa di India dan Amerika, tetapi tidak bernasib sama dengan saham BUKA. 

Menurutnya, shareholder tersebut tidak menyangka pasar bursa Indonesia punya tingkat likuiditas yang berbeda dengan negara lain. 

"To be honest they call us up, dia minta maaf gila-gilaan karena dia bilang mereka melakukan ini di India atau Amerika untuk treasury dan sebagai, dia punya perusahaan banyak dimana-mana gak terjadi seperti ini,” imbuhnya. 

Pada hari pertamanya Jumat (6/8/2021) melantai di BEI, saham emiten berkode saham BUKA ini tercatat melambung 24,74 persen. Di hari keduanya, saham BUKA masih menguat 4,72 pesen. 

Namun, pada hari ketiga Selasa (10/8/2021) saham BUKA turun hingga ARB. Saham BUKA turun 6,76 persen menjadi Rp1.035 per saham.  

Sementara itu, pada penutupan perdagangan Selasa (21/9/2021), saham BUKA naik 0,59 persen atau 5 poin menjadi Rp850. Harga tersebut sama dengan harga pelaksanaan IPO. Kapitalisasi pasar BUKA mencapai Rp87,6 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper