Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Likuiditas Global Masih Melimpah, SDG Bond Indonesia Diyakini Kebanjiran Peminat

Penerbitan SDB Bond dinilai tepat karena biaya penerbitan atau cost of fund obligasi global masih cukup murah seiring dengan tren suku bunga acuan rendah yang diberlakukan bank sentral di dunia.
Ilustrasi obligasi.
Ilustrasi obligasi.

Bisnis.com, JAKARTA – Minat investor terhadap obligasi global berdenominasi euro yang diterbitkan pemerintah Indonesia dinilai akan tinggi seiring dengan tingkat likuiditas global yang melimpah.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, penerbitan obligasi global bertema SDG ini merupakan upaya pemerintah memenuhi target pembiayaan utang tahun ini. Ia mengatakan, umumnya penerbitan global bond akan dapat menjangkau lebih banyak investor seiring dengan nominalnya yang cukup besar.

Selain itu, penerbitan SDG bond tersebut juga dilakukan pada saat yang tepat. Pasalnya, saat ini biaya penerbitan atau cost of fund obligasi global masih cukup murah seiring dengan tren suku bunga acuan rendah yang diberlakukan bank sentral di dunia.

“Momentum ini yang dimanfaatkan pemerintah saat menerbitkan sukuk global pertengahan tahun ini,” katanya saat dihubungi pada Selasa (14/9/2021).

Ramdhan melanjutkan, minat investor terhadap obligasi global terbitan Indonesia ini masih akan cukup tinggi. Hal ini seiring dengan jangkauan pasar yang lebih luas akan didapatkan pemerintah Indonesia dengan menawarkan SDG bond berdenominasi euro tersebut.

Selain itu, kondisi makroekonomi yang optimal juga semakin meningkatkan keyakinan investor terhadap pasar surat utang Indonesia. Hal ini terlihat dari tren pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi virus corona yang cenderung lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya.

“Peringkat utang Indonesia juga masih sangat bagus, investment grade. Ini akan menjadi sentimen tambahan yang meningkatkan daya tarik obligasi global ini,” jelas Ramdhan.

Lebih lanjut, Ramdhan menuturkan prospek positif obligasi global ini turut didukung oleh tingkat likuiditas global yang masih melimpah. Likuiditas tersebut berasal dari dana-dana para investor yang belum dialokasikan pada sebuah instrumen (idle money) seiring dengan ketidakpastian global yang masih terjadi.

Daya tarik SDG bonds tersebut juga ditopang oleh rekam jejak penerbitan obligasi global pemerintah Indonesia. Ramdhan menuturkan, selama ini pemerintah Indonesia memiliki rekor yang baik dalam pembayaran bunga atau kupon obligasi global.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia kembali melakukan penerbitan surat utang negara (SUN) berdenominasi mata uang asing atau global bonds. Kali ini, pemerintah melakukan emisi Surat Utang Negara (SUN) Sustainable Development Goals (SDG) dalam mata uang Euro.

Berdasarkan siaran pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPP) Kementerian Keuangan pada Selasa (14/9/2021), transaksi ini merupakan penerbitan SDG bond konvensional pertama di Asia.

“Hal ini mencerminkan kepemimpinan Indonesia dalam pembiayaan berkelanjutan dan langkah yang signifikan dalam pencapaian SDG,” demikian kutipan keterangan pers tersebut.

Pemerintah menerbitkan 1 SUN denominasi euro, yakni RIEUR0334 dengan nominal 500 juta euro. SUN bertenor 12 tahun tersebut memiliki tingkat kupon 1,30 persen dan imbal hasil (yield) 1,351 persen. Adapun Seri RIEUR0334 tersebut akan jatuh tempo pada 23 Maret 2034

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper