Bisnis.com, JAKARTA — Target surat utang baru dalam dolar Australia alias Kangaroo Bond semakin serius digarap pemerintah. Bahkan untuk memastikan diversifikasi utang, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono melawat langsung ke Australia.
Dalam keterangan resmi yang dirilis Rabu (30/7/2025), dua pertemuan kunci digelar kemarin lusa, masing-masing dengan Australian Prudential Regulation Authority (APRA) dan Utusan Khusus PM Australia untuk Asia Tenggara Nicholas Moore.
Dalam pertemuan dengan APRA di Sydney, Thomas menekankan pentingnya pertukaran pengetahuan dan kerja sama teknis antarlembaga otoritas untuk mendorong sistem keuangan yang tangguh dan inklusif. Agenda ini juga menjadi bagian dari Economic Policy Dialogue tahunan antara Kemenkeu RI dan Australian Treasury.
"Tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia karena restrukturisasi kelembagaan di Kementerian Keuangan melahirkan Direktorat Jenderal baru untuk Pengembangan dan Stabilitas Sektor Keuangan. Langkah ini mencerminkan komitmen Indonesia dalam memperkuat ekosistem keuangan yang sehat, inovatif, dan berdaya tahan," ujar Thomas.
Sejalan dengan upaya tersebut, dalam pertemuan terpisah di kantor pusat Macquarie Bank, Thomas mengangkat peluang strategis penerbitan Kangaroo Bond, yakni surat utang Indonesia dalam denominasi dolar Australia (AUD). Skema ini diarahkan untuk mendiversifikasi pembiayaan APBN dan memperluas basis investor global, sekaligus memperkokoh relasi ekonomi Indonesia–Australia yang telah berlangsung lebih dari 75 tahun.
Kangaroo Bond menjadi instrumen simbolis sekaligus praktis yang menegaskan kesiapan Indonesia untuk berkompetisi di pasar keuangan internasional dengan tetap menjaga kredibilitas fiskal.
Baca Juga
Tak hanya itu, Thomas juga menyoroti potensi pengembangan financial special economic zones (FSEZ) dan pentingnya pembangunan talenta di sektor jasa keuangan untuk memperkuat kepercayaan investor dan memperlancar arus modal masuk ke dalam negeri.
"Melalui strategi pengembangan sektor keuangan yang efektif, inklusif, dan berkelanjutan, Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh menjadi salah satu financial hub skala global untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional," tutup Thomas.