Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai ada beberapa faktor yang dapat menaikkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun depan.
Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengungkapkan ada tiga faktor utama yang membuat RNTH bisa naik pada tahun depan. Salah satunya adalah penawaran umum perdana saham emiten kelas kakap.
“Faktornya adalah perbaikan ekonomi pasaca covid-19, lalu semakin maraknya transaksi retail dan IPO saham-saham besar pada 2022,” katanya pada Selasa (14/9/2021).
Sebagai informasi, BEI pada tahun mendatang perseroan menargetkan RNTH bisa lebih tinggi daripada realisasi selama tahun berjalan 2021.
“Target tahun depan sebesar Rp13,5 triliun,” imbuh Laksono. Adapun selama tahun berjalan, BEI mencatatkan RNTH sebesar Rp13,07 triliun. Dengan demikian, realisasi tersebut telah melampaui 53,76 persen target dan juga melebihi total RNTH 2020 sebesar 42,06 persen.
Laksono menambahkan hingga akhir tahun tidak ada perubahan target RNTH. Dia juga berterimakasih atas partisipasi investor retail yang kuat di tahun ini dengan menyumbang 60 persen dari nilai transaksi BEI antara Januari hingga Agustus 2021.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Panin Sekuritas Prama Nugraha mengatakan nilai transaksi saham di perseroan mengalami trend kenaikan seiring dengan nilai transaksi BEI. Pada bulan Januari 2021 PANS mencatatkan nilai transaksi Rp 21,3 triliun kemudian turun hingga bulan mei sebesar Rp5,3 triliun.
Prama mengatakan trend mulai naik kembali pada Juni sampai dengan Agustus berkisar antara Rp8,1 triliun hingga Rp9,8 triliun. Adapun RNTH berkisar antara Rp400 miliar sampai dengan Rp500 miliar.
“Ke depannya juga nilai transaksi Panin Sekuritas diharapkan akan meningkat seiring dengan kenaikan nilai transaksi di BEI dan berbagai strategi perusahaan untuk meningkatkan nilai transaksi,” katanya kepada Bisnis pada Selasa (14/9/2021).
Dalam catatan PANS, nilai transaksi bulanan saham di BEI pada januari 2021 mencapai Rp410 triliun. Jumlah itu kemudian turun hingga bulan mei sebesar Rp187 triliun. Adapun tren kenaikan kembali pada Juni hingga Agustus berkisar antara Rp241 triliun sampai Rp275 triliun. Sementara RNTH berkisar antara Rp11,5 triliun sampai dengan Rp13,75 triliun.
Dia berharap kedepannya RNTH akan terus meningkat seiring dengan penurunan kasus covid sehingga kegiatan ekonomi dapat meingkat kembali.