Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia melanjutkan penurunan setelah Arab Saudi memangkas harga untuk para pembeli dari Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, Senin (6/9/2021), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,67 poin atau 1,02 persen ke US$68,58 per barel. Adapun, harga minyak Brent turun 0,77 poin atau 1,06 persen ke US$71,84 per barel.
Harga minyak berpotensi dijual pagi ini, dibalik kekhawatiran pasar terhadap terhadap risiko penyebaran virus Covid-19, serta rencana kenaikan produksi bertahap oleh OPEC+.
“Minyak berpeluang dijual selama bergerak di bawah level resisten US$69,20, menguji support di US$68,40 per barel,” tulis Faisyal, analis Monex Investindo Futures (MIFX) pada riset harian, Senin (6/9/2021).
Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level US$69,20 per barel, maka minyak berpeluang dibeli menargetkan resisten di US$69,80 per barel.
Selain itu, mengutip Bloomberg, pelemahan harga minyak juga dipicu oleh Arab Saudi yang memangkas harga minyak mentah untuk para pembeli dari Asia, di bawah ekspektasi, setelah negara-negara anggota OPEC+ sepakat menambah produksinya.
Baca Juga
Negeri Raja Minyak tersebut memangkas harga minyak mentah untuk pengiriman Oktober 2021 sampai US$1,30 per barel. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat dari perkiraan survei Bloomberg.
Setelah berhasil reli pada paruh pertama 2021, kenaikan harga minyak mentah tertahan karena pasar dibebani sinyal bearish dan bullish sekaligus.
Adanya varian baru Covid-19, serta kesiapan strategi pemerintah tiap negara untuk menanganinya juga membebani sentimen investor. Namun, penyusutan pasokan minyak mentah global di tengah permintaan di AS yang mencapai rekor cukup menambah optimisme pelaku pasar.