Bisnis.com, JAKARTA - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. berencana menerbitkan surat utang sebanyak-banyaknya US$900 juta.
Emiten menara telekomunikasi itu akan melakukan beberapa kali penerbitan dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal diperolehnya persetujuan RUPSLB pada 30 September mendatang. Rencananya, dana hasil penawaran akan disalurkan kepada entitas usaha melalui pinjaman atau penyertaan modal.
Adapun dana itu akan dipakai oleh anak usaha untuk pelunasan utang yang telah jatuh tempo atau mempercepat pelunasan. TBIG optimistis dengan dana segar itu, perseroan dapat memperoleh efisiensi dengan melakukan pelunasan utang. Selain itu membuat likuiditas TBIG menjadi lebih baik.
Emiten berkode saham TBIG juga dapat menggunakan dana segar itu untuk membiayai rencana ekspansi usaha di masa yang akan datang. Adapun ekspansi yang akan dilakukan adalah menyediakan skema build to suit dan collocation.
Misalnya perencanaan jaringan, akuisisi lahan, program perluasan dan penggelaran jaringan. TBIG juga bisa menggunakanya untuk menginstalasi jaringan dan manajemen proyek untuk tower telekomunikasi.
"Surat utang itu akan ditawarkan secara terbatas kepada pembeli awal. Setelah penerbitannya, surat utang akan tercatat di Bursa Efek Singapura. Adapun jatuh tempo pembayaran utang pokok paling lama 10 tahun sejak masing-masing notes diterbitkan," tulis manajemen dalam prospektus, Selasa (24/8/2021).
Baca Juga
TBIG berencana memberikan bunga maksimal 6 persen per tahun dengan bunga tetap untuk tiap notes. Penetapan bunga maksimal didasarkan dari berlakunya tingkat suku bunga di pasar dan masih dapat mendukung operasional perseroan.
Belum lama ini, TBIG juga menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Tower Bersama Infrasctucture Tahap I dengan target dana mencapai Rp1,2 triliun.
Berdasarkan prospektus yang terbit di media massa, emiten bersandi TBIG itu menerbitkan obligasi dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi. TBIG memberikan tingkat bunga tetap sebesar 4,25 persen per tahun.
Bunga Obligasi pertama akan dibayarkan pada tanggal 19 November 2021, sedangkan Bunga Obligasi terakhir sekaligus dengan pelunasan Obligasi akan dibayarkan pada tanggal 29 Agustus 2022.
Dana yang diperoleh dari hasil penerbitan obligasi seluruhnya akan dipinjamkan kepada anak usaha PT Solu Sindo Kreasi Pratama (SKP). Dana itu akan dipakai untuk melakukan pembayaran sebagian kewajiban keuangan terkait dengan fasilitas pinjaman revolving dalam US$375 juta.
Fasilitas pinjaman revolving dikenakan marjin bunga sebesar 1,85 persen per tahun di atas LIBOR untuk kreditur dalam negeri dan 1,75 persen per tahun di atas LIBOR untuk kreditur luar negeri. Adapun pinjaman akan jatuh tempo pada bulan Januari 2025.
Fasilitas ini digunakan oleh SKP untuk melunasi sebagian Fasilitas A dalam US$1 miliar. Sebagai tambahan informasi, Fasilitas A merupakan salah satu pinjaman yang digunakan untuk membiayai kembali pinjaman-pinjaman yang telah ada.