Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Targetkan Dapat Dividen BUMN Rp35,6 Triliun pada 2022

Target dividen BUMN dalam RAPBN 2022 mencapai Rp35,6 triliun, naik dari proyeksi 2021 sebesar Rp30 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Dalam kesempatan tersebut Menteri BUMN menyampaikan sejumlah perkembangan terkait vaksin Sinovac, vaksin BUMN, maskapai Garuda Indonesia, komisaris BUMN dan Asuransi Jiwasraya./ANTARA FOTO-Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Dalam kesempatan tersebut Menteri BUMN menyampaikan sejumlah perkembangan terkait vaksin Sinovac, vaksin BUMN, maskapai Garuda Indonesia, komisaris BUMN dan Asuransi Jiwasraya./ANTARA FOTO-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan dividen dari BUMN mencapai Rp35,6 triliun pada 2022, naik dari estimasi Rp30 triliun pada 2021.

Hal itu terungkap dalam Buku Nota Keungan dan RAPBN Tahun Anggaran 2022. Pemerintah juga akan menempuh sejumlah kebijakan untuk mengoptimalkan penerimaan dividen BUMN dalam tahun 2022.

Pertama, kebijakan dalam penentuan besaran dividen dengan mempertimbangkan: (a) profitabilitas BUMN; (b) kemampuan kas dan likuiditas perusahaan; (c) kebutuhan pendanaan perusahaan; (d) persepsi investor; (e) regulasi dan covenant; dan (f) peran BUMN sebagai agen pembangunan.

Kedua, penataan dan penyehatan serta perbaikan perencanaan strategis pengembangan BUMN di masa yang akan datang seperti restrukturisasi, merger, holding, atau aksi-aksi korporasi/pemegang saham lainnya.

Dalam buku tersebut, disebutkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) terdiri atas pendapatan dari bagian Pemerintah atas laba BUMN berupa dividen dan pendapatan dari KND lainnya.

"Pendapatan dari dividen BUMN merupakan kontributor utama, sedangkan pendapatan dari KND lainnya dari surplus lembaga antara lain sisa surplus Bank Indonesia (BI) dan surplus Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersifat tidak tetap," seperti dikutip dari Buku Nota Keuangan, Senin (16/8/2021).

Pada periode 2017–2020 pendapatan dari dividen BUMN tumbuh dengan rata-rata 0,5 persen tiap tahunnya. Perkembangan negatif terjadi di tahun 2020 dimana kinerja BUMN mengalami penurunan sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

Pada tahun 2021, realisasi pendapatan KND diproyeksikan mencapai Rp30.011,2 miliar (Rp30 triliun) atau turun 54,6 persen dari tahun 2020.

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh berkurangnya jumlah BUMN yang menyetorkan dividennya serta penurunan jumlah setoran dividen BUMN karena turunnya kinerja keuangan pada tahun buku 2020 sebagai dampak pandemi Covid-19.

Selain itu, pada tahun 2021 tidak terdapat setoran dari sisa surplus BI, sedangkan pada tahun 2020 terdapat setoran sisa surplus BI sebesar Rp21.481,6 miliar (Rp21,48 triliun).

Pendapatan KND pada RAPBN tahun anggaran 2022 diperkirakan mencapai Rp35.606,4 miliar (Rp35,6 triliun) yang terdiri dari bagian pemerintah atas laba BUMN Perbankan Rp19.637,0 miliar (Rp19,64 triliun) dan bagian pemerintah atas Laba BUMN nonperbankan sebesar Rp15.969,4 miliar (Rp15,97 triliun).

Pendapatan KND ini tumbuh 18,6 persen dibandingkan outlook tahun 2021. Peningkatan ini telah memperhitungkan kinerja BUMN di tahun 2021 dan perbaikan portofolio BUMN melalui restrukturisasi korporasi.

Pemerintah Targetkan Dapat Dividen BUMN Rp35,6 Triliun pada 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper