Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandu Sjahrir Ungkap Strategi Danantara Genjot Ekonomi lewat Patriot Bond

Danantara Indonesia terbitkan Patriot Bond Rp50 triliun untuk dukung proyek energi dan investasi strategis, dengan kupon rendah untuk kemandirian ekonomi.
Petugas membersihkan taman di depan Wisma Danantara Indonesia di Jakarta, Senin (18/8/2025). Bisnis/Abdurachman
Petugas membersihkan taman di depan Wisma Danantara Indonesia di Jakarta, Senin (18/8/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia Pandu Sjahrir menegaskan penerbitan obligasi patriot merupakan upaya strategis untuk memperkuat kemandirian pembiayaan nasional. Instrumen anyar tersebut akan digunakan untuk mendukung transformasi ekonomi jangka panjang dan memastikan kesejahteraan lintas generasi.

“Patriot Bond merupakan instrumen pembiayaan strategis yang lazim digunakan di berbagai negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat, untuk memperkuat kemandirian pembiayaan nasional. Prinsip dasarnya adalah partisipasi sukarela dan tanggung jawab bersama,” ujar Pandu, Selasa (26/8/2025).

Pandu menekankan, setiap inisiatif pembiayaan akan dijalankan dengan penuh kehati-hatian, transparansi, dan tata kelola yang baik. “Skema ini membuka ruang bagi kelompok usaha nasional untuk berkontribusi pada agenda pembangunan lintas generasi, sekaligus memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Lewat penerbitan Patriot Bond ini, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia dikabarkan membidik dana jumbo US$3,1 miliar atau sekitar Rp50 triliun. Dana segar tersebut akan diarahkan untuk membiayai proyek waste-to-energy di dalam negeri serta menopang ekspansi investasi strategis lainnya.

Melansir Bloomberg, Danantara kabarnya akan menawarkan dua seri obligasi senilai Rp25 triliun dengan tenor 5 dan 7 tahun. Kedua seri itu akan ditawarkan dengan kupon 2%, jauh lebih rendah dari suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ataupun imbal hasil obligasi pemerintah tenor sejenis yang berada di level 5,8% hingga 6,1%.

Instrumen yang disebut obligasi patriot ini diperkirakan menyasar investor institusi yang bersedia menerima imbal hasil lebih rendah sebagai bentuk dukungan terhadap Danantara, yang berada langsung di bawah Presiden Prabowo Subianto.

“Mandiri Sekuritas akan mengelola penjualan tersebut,” tulis laporan Bloomberg berdasarkan sumber yang mengetahui rencana tersebut, Selasa (26/8/2025).

Menurut sumber Bloomberg, obligasi patriot akan dipasarkan melalui skema private placement lantaran tingkat imbal hasil yang rendah. Untuk itu, dalam beberapa pekan terakhir, Danantara disebut telah bertemu dengan puluhan calon investor. 

Rencananya, dana hasil penerbitan obligasi patriot akan digunakan Danantara Indonesia untuk membiayai proyek waste-to-energy di dalam negeri.

Upaya penerbitan obligasi itu menambah daftar langkah Danantara Indonesia dalam menggalang pendanaan. Sebelumnya, sovereign wealth fund (SWF) ini telah menghimpun sekitar US$7 miliar dari dividen BUMN.

Selain itu, Danantara juga dikabarkan meraih fasilitas jumbo senilai US$10 miliar dari lima bank asing. Pada tahap awal, Danantara akan menarik dana senilai US$3 miliar untuk membiayai sejumlah investasi strategis.

Mengutip Reuters, fasilitas kredit ini akan menjadi salah satu pinjaman terbesar yang disalurkan bank swasta di Asia Tenggara setelah penarikan penuh. Ini juga menandai pendanaan pertama dari sektor swasta bagi Danantara sejak berdiri pada Februari 2025.

DBS, HSBC, Natixis SA, Standard Chartered, dan United Overseas Bank (UOBH) diberitakan telah ditunjuk sebagai pengatur fasilitas pinjaman jumbo ini. Kelima bank tersebut termasuk dalam 11 bank asing yang mengajukan proposal pendanaan.

Salah satu proyek yang disebut akan menggunakan dana awal tersebut adalah pembangunan pabrik chlor-alkali dan ethylene dichloride senilai US$800 juta milik PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA).

____

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro