Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Bocoran Para Pakar Soal Peluang Investasi di Kuartal III/2021

Para pakar investasi memberikan bocoran mengenai peluang investasi untuk investor pada kuartal III/2021 seiring dengan perkembangan pasar di tengah bayang-bayang tekanan pandemi Covid-19.
Tips investasi/istimewa
Tips investasi/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Berinvestasi kini menjadi tren di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Apalagi semenjak pandemi Covid-19, para pengelola dana investasi menyebutkan bahwa pertumbuhan investor ritel di Indonesia sangat pesat di berbagai medium investasi mulai dari reksa dana hingga langsung di pasar saham. 

Banyaknya investor ritel yang masih baru menggeluti dunia investasi ini, membuat para ahli pun sepakat untuk mengingatkan investor agar bisa memilih investasi sesuai dengan profil investasi investor dan produk investasinya. 

Disamping itu, diversifikasi investasi juga sering direkomendasikan oleh para ahli mengingat setiap investasi memiliki risiko sendiri dan juga tujuan yang berbeda untuk masing-masing jenisnya. 

Mengutip Bloomberg pada Minggu (15/8/2021), para pakar investasi kemudian memberikan bocoran peluang investasi untuk investor pada kuartal III/2021 seiring dengan perkembangan pasar yang terganggu akibat varian baru Covid-19 yaitu Delta. 

President Bailard Wealth Management Michael Faust mengungkapkan kini banyak orang mendiversifikasi investasinya pada saham dan obligasi. Sektor real estat atau properti selama masa pandemi Covid-19 tidak menjadi jagoan investasi. 

“Ini adalah aset yang kurang stabil yang bergerak secara berbeda dari saham dan obligasi, sampai tingkat tertentu,” ungkap Faust dikutip dari Bloomberg, Minggu (15/8/2021). 

Namun, dia menyebutkan aset real estat yang mencakup ruang perkantoran, apartemen, dan industri ini menjadi salah satu peluang diversifikasi yang cukup baik ketika harga saham jatuh dan imbal hasil obligasi menurun. 

Selanjutnya Melissa Weisz, penasihat keuangan RegentAtlantic menyarankan untuk berinvestasi pada sektor lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan (LST/ESG) karena perusahaannya memiliki portofolio berkapitalisasi besar untuk kriteria tersebut. 

Menurutnya saat ini profil perusahaan akan meningkat dengan adanya proliferasi metrik LST, di mana menunjukkan diri mereka sebagai korporasi yang baik.

“Saya suka persimpangan saham siklis dengan skor ESG yang kuat mengingat kekuatan ekonomi dan ekspektasi pendapatan perusahaan yang kuat yang keluar dari pandemi,” ungkap Weisz di laman yang sama.

Weisz mencontohkan, Linde Plc yang merupakan salah satu pemimpin gas industri dalam mengembangkan hidrogen ramah lingkungan yang dapat menghasilkan energi dengan nol emisi gas karbon. 

Menurutnya segmen sektor energi alternatif terbarukan ini siap untuk booming seiring dengan tujuan Presiden AS Joe Biden untuk mendekarbonisasi jaringan listrik pada tahun 2035.

Di Indonesia sendiri, gerakan ramah lingkungan ini juga mulai diberdayakan bahkan pemerintah sendiri mengungkapkan komitmennya untuk ikut serta mengurangi karbon. 

Walaupun belum mendominasi pasar Indonesia, terdapat beberapa perusahaan mulai dari sektor kebutuhan sehari-hari, otomotif, dan lainnya yang memperhatikan hal tersebut. Toyota Motor, Honda Motor dan Hyundai Motor sudah mulai mengembangkan kendaraan listrik sel bahan bakar hidrogen. 

Di sisi lain Co-Chief Investment Officer Chilton Trust Jennifer Foster menyarankan untuk berinvestasi di sektor kesehatan mengingat sektor ini menjadi bagian penting dalam penanganan pandemi Covid-19. 

Dia mengungkapkan telah memperhatikan keterlibatan konsumen untuk informasi dan akses vaksin. Lalu melihat mobilisasi layanan kesehatan yang berlangsung dengan cara yang nyaman.

“Kami ingin bersandar pada perusahaan layanan kesehatan yang benar-benar fokus pada titik kenyamanan ini. Itu membuat kami berpikir tentang perusahaan asuransi kesehatan. Satu perusahaan yang kami sukai ada di keranjang pertumbuhan, dan yang lainnya ada di keranjang nilai,” ungkap Foster. 

Foster memilih perusahaan kesehatan dengan kinerja pertumbuhan yang kuat dalam bisnisnya selama pandemi berlangsung. Menurutnya perusahaan tersebut berkualitas tinggi karena bisnisnya hampir 50 persen terkait dengan teknologi informasi perawatan kesehatan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper