Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2021, MCAS Cetak Pendapatan Rp6,3 Triliun dan Berbalik Laba

Head of Investor Relations M Cash Integrasi Jo Cheah Zhuo En mengatakan pertumbuhan ini didukung oleh ekspansi organik titik distribusi yang tumbuh 29,9 persen menjadi 240.018 per Juni 2021 dari 184.710 per Juni 2020.
Tampilan layanan informasi pasar modal Digisaham besutan PT M Cash Integrasi Tbk./istimewa
Tampilan layanan informasi pasar modal Digisaham besutan PT M Cash Integrasi Tbk./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten teknologi, PT M Cash Integrasi Tbk. (MCAS) mencatatkan pertumbuhan top-line moderat, di tengah kondisi makro yang menantang, dengan pendapatan tumbuh 2,1 persen dari Rp6,1 triliun pada semester pertama 2020 menjadi Rp6,3 triliun pada semester pertama 2021.

Head of Investor Relations M Cash Integrasi Jo Cheah Zhuo En mengatakan pertumbuhan ini didukung oleh ekspansi organik titik distribusi yang tumbuh 29,9 persen menjadi 240.018 per Juni 2021 dari 184.710 per Juni 2020.

"Pegangan kokoh pada pangsa pasar penjualan produk digital membuktikan kegunaan dan kedalaman infrastruktur distribusi Grup yang luas," urainya dalam keterangan, Jumat (13/8/2021).

Selain itu, pertumbuhan top-line didorong oleh kontribusi dari pendapatan segmen Software-as-a-Service (SaaS) yang tumbuh sebesar 411,2 persen menjadi Rp36,5 miliar pada semester I/2021.

Kuartal I/2021 menandai kontribusi perdana dari segmen Produk dan Layanan Energi Bersih (Clean Energy), di bawah PT Energi Selalu Baru (ESB), yang resmi dikomersialkan pada Juni 2021. Dalam 1 bulan beroperasi, segmen Clean Energy telah mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,0 miliar dan margin laba kotor 34,7 persen.

Seiring dengan meningkatnya skala bisnis Clean Energy, Perseroan mengharapkan lebih banyak sinergi yang dapat diwujudkan dari harmonisasi usaha baru dan penawaran teknologi dan jaringan yang ada di dalam Grup, yang diharapkan dapat menghasilkan profil pendapatan yang lebih kuat selama beberapa tahun ke depan.

Pada semester I/2021, MCAS mencatat laba kotor dan marjin laba usaha tetap kokoh di masing-masing 1,7 persen dan 0,9 persen, meskipun ada peningkatan beban penyusutan terkait dengan perluasan operasi.

Peningkatan beban non tunai (depresiasi) juga menyebabkan rasio beban terhadap pendapatan usaha meningkat dari 0,80 persen menjadi 0,85 persen yang mengakibatkan pendapatan operasional turun 4 persen YoY menjadi Rp54,9 miliar. Adapun, EBITDA semester I/2021 tumbuh 10,9 persen menjadi Rp71,5 miliar.

Laba bersih yang dapat diatribusikan pada semester pertama 2021 meningkat menjadi Rp47,6 miliar dari rugi bersih sebesar Rp139,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu. MCAS mempertahankan posisi keuangan yang sehat dengan posisi kas bersih sebesar Rp208,6 miliar per akhir Juni 2021.

Pada Juli 2021, PT Digital Maksima Karunia (DMK), anak perusahaan MCAS dan PT SiCepat Ekspres Indonesia (SiCepat), meluncurkan aplikasi DigiResto. DigiResto adalah platform pemesanan makanan dan minuman (F&B) yang dibangun di atas kemampuan teknologi MCAS Group dengan SiCepat sebagai penyedia layanan pengiriman jarak jauh utama.

DigiResto dirancang untuk membantu pertumbuhan bisnis F&B dan memfasilitasi para pelaku bisnis untuk dapat terhubung ke jutaan pelanggan potensial.

Saat ini, ada lebih dari 17.500 merchant yang telah tergabung pada platform DigiResto dan Grup berharap jumlah ini akan terus berkembang pesat di masa depan. Pengguna dapat dengan mudah memesan makanan atau mengirim makanan ke teman dan keluarga dengan lebih dari 70 varian menu dari 15 merchant yang tersebar di Jabodetabek dan Bandung.

Di sisi lain, hingga akhir Juni 2021, anak usaha lainnya PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX) telah memasang 17.342 layar tumbuh 61,6 persen secara tahunan dan naik 822 layar baru secara kuartalan, mencakup 14.285 titik iklan naik 78,5 persen di 33 kota di Indonesia.

Sebanyak 822 layar yang terpasang selama tiga bulan pada kuartal kedua 2021 merupakan perkembangan operasional yang patut dicatat mengingat latar belakang ekonomi makro yang terjadi saat ini.

"Momentum pertumbuhan ini diperkirakan akan berlanjut hingga paruh kedua tahun 2021 dengan orderbook yang solid (dari klien blue-chip seperti Alfamart, Indomaret dan KFC) untuk pemasangan layar," urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper