Bisnis.com, JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) mencatatkan peningkatan produksi batu bara kalori tinggi melalui PT Adaro Metcoal Companies.
Dalam publikasi kinerja operasional Adaro Energy pada semester I/2021, manajeman ADRO menyebutkan AMC mencatatkan produksi batu bara sebesar 1,43 juta ton, naik 99 persen year on year (yoy).
"Penjualan batu bara AMC juga naik 63 persen yoy menjadi 1,17 juta ton," papar manajemen ADRO.
Pengupasan lapisan penutup AMC pada semester I/2021 mencapai 3,05 juta bank cubic meter (bcm), atau naik dua kali lipat pencapaiannya pada semester I/2020 yang tercatat 1,52 juta bcm.
AMC mencatat nisbah kupas sebesar 2,13 kali pada semester I/2021. AMC menjual batu baranya ke pelanggan di China, Jepang, dan Indonesia.
Saat ini, ADRO memiliki dua aset tambang batu bara kokas keras yaitu dari tambang Lampunut yang dikelola anak usahanya AMC dalam konsesi Maruwai dan tambang di Australia melalui Kestrel Coal Mine (Kestrel).
Baca Juga
Untuk diketahui, setelah diakuisisi pada 2010, AMC memulai produksi tambang keduanya untuk pertama kali pada kuartal IV/2019, yakni tambang Lampunut yang berada di dalam konsesi Maruwai.
Adapun, akuisisi tambang Kestrel oleh Adaro Energy dengan EMR Capital Ltd dari Rio Tinto secara resmi rampung pada 1 Agustus 2018.
Setelah transaksi ini dirampungkan, kepemilikan atas Kestrel meliputi Kestrel Coal Resources Pty Ltd sebesar 80 persen dan Mitsui Coal Australia 20 persen. Kestrel Coal Resources Pty Ltd merupakan perusahaan patungan yang dibentuk Adaro dan EMR dengan kepemilikan sejumlah 48 persen dan 52 persen.
Pada semester I/2021, produksi batu bara Kestrel yang dapat dijual mencapai 2,86 juta ton, atau turun 10 persen yoy, sementara penjualan batu baranya mencapai 2,67 juta ton, turun 18 persen yoy.
Tujuan penjualan Kestrel didominasi oleh para pelanggan di pasar-pasar utama Asia. India masih merupakan tujuan penjualan terbesar entitas usaha ADRO tersebut pada semester I/2021, diikuti Korea Selatan dan Jepang.